Scroll Untuk Membaca

Teknologi

Puncak Hujan Meteor Perseid Dini Hari Besok, Bareng Aurora

Puncak Hujan Meteor Perseid Dini Hari Besok, Bareng Aurora
Ilustrasi. NASA

JAKARTA (Waspada): Tak ada yang lebih memukau  ketimbang deret fenomena langit malam yang indah yang terjadi bersamaan. Malam nanti, Hujan Meteor Perseid bakal mencapai puncaknya dengan dibarengi kemunculan aurora di Belahan Bumi Utara.

Menurut keterangan Observatorium Bosscha, Hujan Meteor Perseid ini aktif pada periode 17 Juli hingga 24 Agustus. Ini dapat dilihat sejak pukul 00.16 WIB hingga fajar.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Puncak Hujan Meteor Perseid Dini Hari Besok, Bareng Aurora

IKLAN

“Puncaknya terjadi pada tanggal 12 Agustus dengan jumlah kira-kira 150 meteor per jam,” demikian pernyataan lembaga tersebut.

Pada saat yang sama, Bosscha menyebut Matahari dalam beberapa hari ini “terpantau tengah aktif-aktifnya.” Itu ditandai dengan ramainya sunspots atau bintik hitam Matahari yang terobservasi.

Bintik hitam Matahari merupakan area yang lebih gelap di permukaan Matahari, dengan suhu lebih rendah dari sekelilingnya, namun medan magnetik yang jauh lebih tinggi.

“Aktivitas magnetik ini dapat memicu solar flare dan coronal mass ejection dari Matahari. Meskipun di gambar terlihat kecil, satu bintik hitam Matahari dapat seukuran planet atau beberapa kali ukuran Bumi,” kata Bosscha.

Pusat Prediksi Cuaca Antariksa Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA), melansir Space, pun mengeluarkan peringatan badai geomagnetik  moderat (G2) untuk 9 hingga 11 Agustus, yang kurang lebih bertepatan dengan puncak Hujan Meteor Perseid.

NOAA menyebut, jika kondisi G2 sedang yang diprediksi terpenuhi, aurora kemungkinan terlihat hingga New York dan Idaho, AS.

Meski peringatan badai geomagnetik pada tingkat ini tidak jarang terjadi, peringatan tersebut cukup untuk memicu beberapa pertunjukan cahaya utara yang mengesankan.

Penyebab munculnya peringatan badai ini adalah tiga gumpalan plasma dan medan magnet yang dikenal sebagai lontaran massa koronal (CME).

Dua CME meletus dari matahari pada 7 Agustus dan satu lagi diluncurkan selama jilatan Matahari kelas X, 8 Agustus. Ketiganya sekarang sedang menuju Bumi.

CME, menurut menurut Pusat Prediksi Cuaca Antariksa NOAA, diperkirakan akan tiba pada akhir 9 Agustus dan yang lainnya pada pertengahan hingga akhir 11 Agustus.

Namun perlu dicatat bahwa memprediksi waktu pasti kedatangan CME sangatlah sulit karena cuaca antariksa, seperti cuaca di Bumi, adalah makhluk yang tidak menentu dan sulit untuk diramalkan.

Walau CME menghantam Bumi, dampaknya pada aurora juga bergantung pada kesejajaran medan magnet di dalam CME. Jika kesejajaran tersebut memungkinkannya terhubung dengan magnetosfer Bumi, maka akan menghasilkan pertunjukan cahaya utara yang spektakuler.

Namun, jika magnetosfer Bumi “menutup pintu” pada CME, para pemburu aurora mungkin akan kecewa.(cnni)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE