Oleh Najla Ratu Belangi
Peran harga minyak dalam ekonomi global sangat signifikan. Selama satu kuartal, fluktuasi harga minyak mentah global dapat berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun, selama satu tahun, fluktuasi tersebut juga dapat meningkatkan laju inflasi domestik. Selain itu, ada hubungannya dengan pasar modal negara, di mana kenaikan harga minyak dapat menyebabkan kenaikan harga barang kebutuhan lainnya, yang dapat berdampak negatif pada saham di bidang energi.
Harga saham secara keseluruhan juga dipengaruhi oleh harga minyak. Selain itu, penurunan atau kenaikan harga hasil tambang akan diikuti oleh fluktuasi harga minyak global, yang akan berdampak pada pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, memahami harga minyak sangat penting untuk memahami dinamika ekonomi global.
Salah satu contoh bagaimana kebijakan pemerintah Republik Indonesia yang mengatur bahan bakar dapat dipengaruhi oleh fluktuasi harga minyak mentah global adalah peraturan yang mencabut subsidi bahan bakar pada tahun 2015. Pasar modal suatu negara juga dapat dipengaruhi oleh fluktuasi harga minyak global, yang dapat menyebabkan harga barang kebutuhan lainnya naik.
Peningkatan pertumbuhan ekonomi dan inflasi Indonesia juga dikaitkan dengan kenaikan harga minyak global pada tahun-tahun tertentu. Selain itu, variabel seperti nilai tukar dan harga emas juga memengaruhi harga saham dan kinerja ekspor, menunjukkan hubungan yang kompleks antara perubahan harga minyak dan elemen ekonomi lainnya.
Harga minyak dunia juga memiliki dampak terhadap siklus bisnis dan produktivitas daerah penghasil. Fluktuasi harga minyak dunia dapat menurunkan produktivitas daerah penghasil, sehingga memengaruhi pendapatan perusahaan tambang. Sebaliknya, regulasi pemerintah yang berkaitan dengan subsidi minyak bumi dapat secara langsung memengaruhi harga minyak bumi dunia karena fluktuasi harga minyak global juga dapat memengaruhi pasar modal negara dan harga barang kebutuhan lainnya.
Anggaran pemerintah sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga minyak. Negara pengimpor neto akan menghadapi biaya impor yang lebih tinggi ketika harga minyak dunia meningkat, yang mengakibatkan defisit transaksi berjalan yang buruk. Sebaliknya, jika negara bersangkutan mampu mengurangi ketergantungannya pada minyak dan gas, kondisi neraca berjalan dapat membaik, mengurangi kerentanan negara terhadap fluktuasi harga yang tiba-tiba.
Pengeluaran pemerintah dapat meningkat melalui biaya impor, defisit transaksi berjalan, pertumbuhan ekonomi, dan subsidi harga minyak, yang pada gilirannya menurunkan harga komoditas. Selain itu, regulasi pemerintah yang berkaitan dengan subsidi bahan bakar minyak juga dapat berdampak langsung pada harga bahan bakar minyak mentah di seluruh dunia.
Pada sektor industri dan lapangan pekerjaan di Indonesia. Hal ini terutama terkait dengan produktivitas daerah penghasil, nilai tukar, harga komoditas penjualan, volatilitas pasar, dan kinerja ekspor. Industri komoditas sawit adalah salah satu dari banyak industri yang terkena dampak fluktuasi harga minyak, yang mencakup bisnis skala mikro, kecil, dan menengah. Perubahan dalam harga minyak mentah dunia dapat mendorong laju inflasi domestik, serta secara langsung berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.
Semua ini menunjukkan betapa pentingnya kebijakan pemerintah terkait harga minyak, langkah-langkah pengurangan ketergantungan pada minyak dan gas serta kebijakan regulasi terhadap subsidi bahan bakar minyak telah membantu Indonesia mengurangi kerentanan terhadap fluktuasi harga minyak yang tiba-tiba. Selain Indonesia, negara lain juga mengalami dampak yang serupa. Misalnya, meningkatnya pengeluaran pemerintah dapat berpengaruh terhadap subsidi harga minyak dan pertumbuhan ekonomi. Hal ini telah diamati dalam studi yang dilakukan oleh Farzanegan.
Selama satu kuartal, fluktuasi harga minyak mentah dunia dapat berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi, tetapi selama satu tahun, mereka juga dapat mendorong inflasi domestik. Karenanya, manajemen dan kebijakan terkait harga minyak sangat vital bagi banyak negara, karena volatilitas harga minyak dapat mempengaruhi pasar modal, pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan membawa dampak luas di berbagai sektor.
Organisasi internasional seperti Organization of the Petroleum Exporting Countries sangat penting untuk mengawasi fluktuasi harga minyak. Organisasi Perdagangan Minyak Mentah (OPEC) terdiri dari tiga belas negara anggota yang memiliki cadangan minyak mentah yang signifikan. Mereka bekerja sama untuk mengatur produksi minyak mereka, yang berdampak pada harga minyak di pasar global. Selain OPEC, International Energy Agency juga turut berperan dalam mengelola fluktuasi harga minyak.
IEA merupakan organisasi energi terkemuka yang bertujuan untuk memastikan pasokan energi yang aman, efisien, dan berkelanjutan di tingkat internasional. Mereka melakukan analisis mendalam terkait kebijakan energi, termasuk memantau fluktuasi harga minyak dan memberikan rekomendasi untuk mengelolanya.
Selain itu, United Nations Conference on Trade and Development juga turut berperan dalam mengelola fluktuasi harga minyak. Mereka melakukan analisis terhadap dampak fluktuasi harga minyak terhadap perekonomian global dan memberikan panduan strategis bagi negara-negara anggota untuk mengatasi dampak-dampaknya.
Organisasi-organisasi ini merupakan contoh konkret dari upaya internasional dalam mengelola fluktuasi harga minyak, baik melalui koordinasi produksi, analisis kebijakan, maupun panduan strategis bagi negara-negara anggota. Oleh karena itu, upaya bersama antara pemerintah, pakar ekonomi, dan pelaku industri sangat dibutuhkan untuk merespons perubahan harga minyak dengan lebih baik dan meminimalkan dampak negatifnya.
(Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Brawijaya)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.