BATUBARA (Waspada): Pendidik dan tenaga kependidikan SMA Negeri 1 Talawi mengikuti Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) Menuju Opsi Mandiri Berubah dan Platform Merdeka Mengajar Jumat dan Sabtu (15-16/6).
Turut hadir Kasi SMA/SMK Cabang Disdik Wilayah V Provsu, Zulkarnain, S.Pd., M.Si sekaligus membuka kegiatan didampingi Staf Analis Kelembagaan SMA, Ananta Makruf Harahap.
Zulkarnain mengatakan Kurikulum Merdeka ini pembelajaran intrakurikuler yang beragam dan konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.
“Ini tentunya selaras dengan kemajuan teknologi saat ini. Diharapkan agar seluruh guru bisa memanfaatkan agar mampu memahami konsep kurikulum dan bisa memaksimalkan pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar,” ujarnya.
Workshop IKM menghadirkan narasumber dari BAN S/M Provsu, Yulhefi, M.Pd.
Menurutnya pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila” ujar Yulhefi di sela-sela materi latihan praktik pembuatan KOSP (Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan).
Kepala SMA Negeri 1 Talawi Drs Ridwan mengatakan, pemulihan sistem pendidikan dari krisis belajar akibat vandemi beberapa waktu lalu tidak bisa diwujudkan melalui perubahan kurikulum saja, sehingga diperlukan berbagai upaya penguatan kapasitas guru dan kepala sekolah.
Sebab kurikulum berpengaruh besar pada apa yang diajarkan maupun bagaimana materi tersebut diajarkan. Karena itu, kurikulum yang dirancang dengan baik akan mendorong dan memudahkan guru untuk mengajar dengan lebih baik.
Dari hasil evaluasi Implementasi Kurikulum Merdeka Melalui Opsi Mandiri Belajar Menuju Opsi Mandiri Berubah masih ditemukan beberapa kendala. Antara lain masih kurangnya pemahaman para pendidik dan tenaga kependidikan maupun pihak terkait terhadap pengintegrasian IKM tentang Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan/Struktur Kurikulum, Merencanakan Keberhasilan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), Penyusunan RPP/Modul Ajar, Platform Merdeka Mengajar, dan pengoptimalan penggunaan akun belajar.id.
Bertitik tolak dari masalah ini, maka upaya sekolah dalam mengatasi sekaligus menyambut Implementasi Kurikulum Merdeka dari Opsi Mandiri Belajar menuju Opsi Mandiri Berubah adalah menjalin kerjasama dengan Badan Akreditasi Nasional S/M Provsu untuk mengadakan workshop yang bermanfaat ini.
Guru Sosiologi SMA Negeri 1 Talawi, Nelly Helena Sihotang, S.Sos, mengaku senang bisa mengikuti workshop. Selain mendapatkan ilmu yang bermanfaat mereka juga berkesempatan berkenalan dengan narasumber yang ramah dan mampu menjawab dengan gamblang pertanyaan peserta.
“Di sini kami mengucapkan terima kasih kepada kepala sekolah, dan seluruh instansi terkait yang memberikan kesempatan kepada kami mengikuti kegiatan ini” ujar Nelly.
Jadi teladan
Sementara Kepala Cabang Disdik Wilayah V, Abdul Kadir Simorangkir, M.Si. ketika menutup kegiatan menegaskan guru harus menjadi teladan sesuai semboyan “Tut Wuri Handayani” dan konsep P5 diimplementasikan dalam proses pembelajaran agar peserta didik mampu berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila, yaitu beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.(a18)