Warga Mengeluh, Lalu Lintas Di Kota Kecil Perdagangan Semrawut

  • Bagikan

PERDAGANGAN (Waspada): Masyarakat dan para pedagang di kawasan kota kecil  Perdagangan, Kec. Bandar, Kab. Simalungun, mengeluhkan sistim lalu lintas kendaraan yang tidak beraturan dan semrawut. Selain sering menimbulkan kemacetan, kondisi itu bahkan berpotensi menimbulkan keributan dan kecelakaan.

Pantauan Waspada, Minggu (23/01/2022) pagi menjelang siang, suasana ibukota Kec. Bandar itu lumayan ramai, diwarnai hadirnya kenderaan roda dua, mobil pribadi, truk berat dan bus umum berbadan besar yang bebas melintasi jalan kota yang sempit. Keadaan jalan semakin menyempit lagi akibat sisi kiri dan kanan jalan dijadikan area parkir kenderaan roda dua dan roda empat keatas serta hadirnya puluhan pedagang makanan dan buah-buahan di lokasi yang sama. 

Selain sistim lalu lintas dan perparkiran yang tidak teratur, kondisi badan jalan yang rusak parah juga punya andil besar membuat kesemrawutan dan buruknya wajah kota kecil yang sering disebut sebagai kota ‘Sampan tao’ itu.

Belum lagi, para pengemudi mobil roda empat, truk dan bus umum masih seenaknya memarkirkan maupun menghentikan kenderaannya di tengah badan jalan, seolah tidak peduli dan tidak sadar akibat perbuatannya membuat situasi kota semakin semrawut dan menimbulkan kemacetan.  

Kesemrawutan lalu lintas  bertambah parah saat siang hingga sore hari, karena memang jumlah warga yang datang ke kota Perdagangan semakin banyak, selain belanja kebutuhan sehari-hari juga belanja untuk kebutuhan rumah tangga lainnya.   

Agus Purba dan A.Sitorus warga Perdagangan yang dimintai tanggapannya terkait kesemrawutan lalu lintas di kota kecil Perdagangan, sangat menyayangkan pihak pemerintah dalam hal ini Dinas Perhubungan Kab. Simalungun yang tidak serius mengawasi sistim lalu lintas kenderaan yang melintasi di kawasan kota. Keduanya mengakui sering terjadi kemacetan.

Menurut Agus, kenderaan bermuatan sarat bebas melintas tidak hanya menimbulkan kemacetan, tetapi juga menimbulkan kesemrawutan dan wajah ibukota Kec. Bandar menjadi buruk atau buram. Selain itu, bebasnya kenderaan semua jenis melintas dari kota juga menjadi penyebab kerusakan badan jalan dan sering menimbulkan kebisingan serta terjadinya pertengkaran karena saling ingin mendahului.

” Selain berpotensi menimbulkan kecelakaan lalu lintas, kesemrawutan ini juga sering menyebabkan pertengkaran, akibat saling ingin mendahului,” kata Agus.

Sedangkan A.Sitorus, menyebutkan keadaan itu juga membuat kalangan pengusaha toko dan pedagang di kawasan kota Perdagangan menjadi terganggu dan mengeluh. Masalahnya, sering konsumen yang ingin berbelanja tidak jadi masuk ke toko karena tidak ada tempat parkir kenderaannya. 

Warga mengharapkan, kesemrautan arus lalu lintas kendaraan bus berbadan besar dan truk di pusat kota Perdagangan itu segera diatasi. Pihak petugas Polantas maupun petugas Dishub Simalungun segera turun tangan menertibkan sistim lalu lintas dan perparkiran di kota dimaksud. 

” Ini demi kenyamanan masyarakat dan baiknya wajah kota Perdagangan, dua institusi yakni pihak Polantas dan Dinas Perhubungan harus turun tangan mengatasinya,” harap Sitorus.(a27).

Warga Mengeluh, Lalu Lintas Di Kota Kecil Perdagangan Semrawut

Ket.gbr: Segala jenis mobil, termasuk truk sedang maupun besar bebas masuk dan parkir di kota Perdagangan. Keadaan ini menambah suasana kota kecil itu semakin semerawut. Warga meminta pihak Dishub Simalungun mengatasinya sehingga kota ‘Sampan Tao’ itu bisa nyaman.(Waspada/Hasuna Damanik).

  • Bagikan