PANYABUNGAN (Waspada): Keluarga asal Mandailing Natal sedang merantau di Cianjur, Jawa Barat (Jabar) ikut menjadi korban gempa.
Rumah kotrakan mereka luluhlantak, sebagian besar barang dagangan rusak. Na’udzubillah.
“On mai sude baya, Bang (hanya ini semua, Bang),” ujar Saddam Husein Dalimunte, 34, sambil memperlihatkan foto rumahnya kepada wartawan melalui sambungan telepon seluler dari Panyabungan, Rabu (23/11).
Gempa magnutido 5,6 Senin siang telah meruntuhkan rumah kontrakan ukuran 6 X12 meter dihuni keluarga pasangan Saddam dan Salwa Lubis, 29, di Desa Mangunkerta, Kec. Cugenang, Kab. Cianjur, Jabar.

Menurut Saddam, beberapa saat sebelum gempa menggelegar, seperti biasa ba’da zuhur istrinya mengingatkan supaya ia pergi belanja dagangan ke pasar.
Namun, baru ini kali, ayah dua anak—Nur Annisah Dalimunthe, 9, dan Aftab Fhatian Dalimunthe, 3 —merasa malas.
“Saya jawab, nanti saja habis azar. On dope aua malosok tu pasar (baru kali saya malas ke pasar,” cerita lelaki asal Lorong VI, Desa Sihepeng Sada, Keca. Siabu, Madina.
Berselang beberapa menit setelah percakapan itu, terjadilah gempa yang begitu dahsyat. Tujuh di antara korban tewas tersebut merupakan tetangga Saddam di Mangunkerta.
Begitu rumah permanen yang dikontrak Rp15 juta per tahun bergoyang akibat gempa, Saddam langsung teriak menyuruh istri dan anaknya keluar rumah.
Rumah yang dipakai sebagai tempat berjualan keperluan sehari-hari itu, runtuh. Sebagian besar isi rumah tertimpa material bangunan, termasuk dagangan.
Saddam dan Salwa hanya tarpaku melihat tempat tinggal, sekaligus tempat mencari nafkah mereka tak berbentuk lagi. Kejadian serupa juga dialami para tetangganya. (irh)