Scroll Untuk Membaca

Sumut

Warga Kota Binjai ‘Dihantui’ Beras Plastik

Tangkaplayar video ibu rumh tangga saat mengepal dan membanting nasi diduga berbahan plastik. (Waspada/ist)
Tangkaplayar video ibu rumh tangga saat mengepal dan membanting nasi diduga berbahan plastik. (Waspada/ist)

BINJAI (Waspada): Dalam satu pekan terakhir warga Kota Binjai ‘dihantui’ beras palsu yang terbuat dari plastik. Situasi ini membuat sebagian masyarakat menjadi takut.

Informasi yang dihimpun, Selasa (10/10), dugaan beras plastik ini mencuat setelah Pemko Binjai melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian menggelar gerakan pasar murah (GPM) di Jalan Jambore Raya, Kelurahan Berngam, Kecamatan Binjai Kota, Rabu (4/10). 

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Warga Kota Binjai 'Dihantui' Beras Plastik

IKLAN

Dari pasar murah itu, seorang ibu rumah tangga membuat video dan viral di media sosial. Dalam video, wanita tersebut mengepalkan nasi dari beras yang dibeli di pasar murah dan dibandingkan dengan nasi dari beras lain.

Kemudian, wanita tersebut membanting nasi dari beras yang dibeli dari pasar murah. Hasilnya, nasi tersebut terpental seperti karet. Sedangkan nasi dari beras lain, ketika dibanting langsung lengket ke lantai.

Dasar itu lah, wanita tersebut menduga beras dari pasar murah terbuat dari plastik. Video itu pun dengan cepat tersebar dan berulang kali dibagikan di media sosial.

Menyikapi hal ini, Kepal Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Ralasen Ginting, mengatakan, pihaknya sudah duduk sama dengan pihak kepolisian dan Bulog untuk menindak lanjuti persoalan tersebut.

“Sampel beras yang dibilang plastik itu sudah diambil dan dibawa ke Bogor untuk dilakukan uji lab. Hasilnya akan keluar satu pekan ke depan,” terangnya.

Berkaitan dengan gerakan pasar murah, Ralasen menerangkan, bahwa beras itu bantuan Bulog. “Kami (Pemko Binjai) mengajukan permohonan sesuai kebutuhan untuk pasar murah. Kemudian beras itu turun dan kami gelar di beberapa titik,” tuturnya.

Ralasen melanjutkan, bahwa gerakan pasar murah yang dilaksanakan di Berngam bukan yang pertama, melainkan sudah gerakan ke empat. “Total beras yang sudah kita turunkan dalam pasar murah ini sebanyak 22 ton, dengan harga Rp11 ribu per kilo,” bebernya.

Ralasen menambahkan, untuk sementara gerakan pasar murah dihentikan sembari menunggu hasil lab. “Kalau sudah ada hasil lab dan tidak ada masalah, kita bisa lanjut dengan mengusulkan lagi beras itu ke Bulog,” imbuhnya. (a34)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE