PEMATANGSIANTAR (Waspada): Wali Kota Pematangsiantar Wesly Silalahi memberikan perhatian kepada ahli waris Raja Sangnaualuh Damanik khususnya kepada isteri dari cucu Sangnaualuh, Marsekal Muda Sah Alam, Ny. Halimah Sinaga dan menyatakan pintu Kantor Wali Kota senantiasa terbuka.
Penyampaian perhatian Wali Kota itu saat ziarah di Jorat Raja Siantar dalam rangkaian peringatan Hari Jadi ke-154 Pematangsiantar setelah mengadakan pertemuan di Pesanggrahan Raja Sangnaualuh Damanik, Jl. Pamatang, Kamis (24/4).
Wesly yang lebih banyak menggunakan bahasa Simalungun dan saat itu mendampinginya Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Liswati Wesly Silalahi, Wakil Wali Kota Herlina dan suaminya Bahrum Sumantri, berkisah di masa SMP dan SMA kerap melintasi Pamatang, lokasi Kerajaan Raja Sangnaualuh dari Parluasan dan menyeberangi sungai Bah Bolon.
“Dulu belum ada jembatan dan kami melewati pipa besar, pernah kami jatuh dan buku kami hilang semua,” kisah Wesly.
Pada kesempatan itu, Wesly menyatakan menaruh hormat kepada Halimah dan beberapa kali menyapanya dengan panggilan inang (ibu) boru Sinaga. “Saya lahir dari boru Sinaga.”
Sebelumnya, Halimah yang saat itu mendampingi Ketua Yayasan Raja Sangnaualuh Damanik, Evra Sasky Damanik berterima kasih, karena monumen Sangnaualuh telah selesai dan segera meresmikannya.
Halimah menyebutkan pembangunan monumen Sangnaualuh sudah dua kali tertunda, pertama di lokasi yang saat ini di Jl. Sangnualuh dekat Taman Makam Pahlawan (TMP), kemudian yang kedua di lapangan Adam Malik. “Kami sempat merasa sakit hati, tapi tidak dapat berbuat, kami tidak punya yang bisa kami andalkan.”
Karena itu, Halimah berharap Pemko Pematangsiantar memberikan perhatian terhadap Kerajaan Siantar sebagaimana Pemko Solo peduli dengan Istana Mangkunegaran.
Halimah menyebutkan di masa Wali Kota Djabanten Damanik, ada penyerahan Pesanggrahan Raja Siantar kepada ahli waris, namun ahli waris tidak mampu merawatnya, hingga bangunan itu tidak terawat.
Kepada Wesly yang merupakan putra kelahiran Pematangsiantar, Halimah berharap bisa mengurus peninggalan Kerajaan Siantar itu.
“Istana Raja Sangnaualuh terbakar dan tidak ada barang yang terselamatkan, bahkan foto Sangnaualuh kami peroleh dari Bengkalis. Ada kecurigaan penjajah sengaja membakar Istana Sangnaualuh,” cetus Halimah.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Frengky Boy Saragih mewakili Ketua DPRD Timbul Marganda Lingga menyebutkan kegiatan saat itu sebagai penghargaan dan penghormatan kepada Sangnaualuh serta perjuangannya.
Menurut Frengky, sudah sepantasnya masyarakat Pematangsiantar meneladani delapan sifat Sangnaualuh yakni pengasih, pelayan, jujur, berani, bertanggung jawab, teguh pendirian, saling menghormati dan membangun.
“Sudah membangun tugu Sangnaualuh sebagai peringatan jiwa patriotismenya, semoga kita dapat memelihara dan melestarikan nilai-nilai perjuangan demi mewujudkan Pematangsiantar lebih sejahtera serta momentum ini menjadi ajang silaturahmi dan memberikan berkat kepada kita semua,” harap Frengky.
Sedang Ketua Ihutan Bolon Damanik Panner Damanik berterima kasih kepada Wesly dan jajaran yang telah hadir di kegiatan itu serta mengajak untuk mendukung Wesly membangun Pematangsiantar agar lebih baik. “Kita dukung Bapak Wesly bekerja hingga lima tahun ke depan.”
Sementara, tokoh masyarakat Sarmedi Purba berpesan kepada Wesly dan Herlina agar menjadikan Pematangsiantar aman, toleran, bersih dari premanisme, bersih dari narkoba dan kendala lainnya, hingga rakyatnya bisa sejahtera.
Turut hadir Kapolres AKBP Sah Udur Togi Marito Sitinjak, unsur Forkopimda, anggota DPRD, keturunan Raja Marpitu, ahli waris Sangnaualuh Damanik dan lainnya.(a28).