PEMATANGSIANTAR (Waspada): Wali Kota mengakui sumber daya manusia (SDM) di Pemko Pematangsiantar masih terbatas hingga Pemko terus melakukan penataan dan spesifikasi kualifikasi SDM demi kemajuan Pematangsiantar.
Pengakuan Wali Kota Susanti Dewayani terucap saat sosialisasi Program Studi (Prodi) magister dan doktor Kepemimpinan serta Inovasi Kebijakan (KIK) dari Sekolah Pascasarjana Universitas Gajah Mada (UGM) di ruang serbaguna Pemko, Jl. Merdeka, Jumat (19/1).
Wali Kota berharap ke depan para pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemko bisa segera melanjutkan pendidikan ke Sekolah Pascasarjana UGM, baik program magister (S2) maupun program doktor (S3).
“Kebetulan saat ini hampir semua asisten, staf ahli dan pimpinan OPD kita hadir, hingga bisa langsung mendengarkan materi sosialisasi. Semoga bapak dan ibu bersemangat mengikuti sosialisasi dan mengambil manfaatnya,” harap Wali Kota.
Wali Kota juga menyatakan bersyukur, karena Pematangsiantar menjadi salah satu daerah tujuan Sekolah Pascasarjana UGM untuk mensosialisasikan Prodi KIK dan berterimakasih kepada Dandim 0207/Simalungun Letkol Inf Hadrianus Yossi SB yang telah menginisiasi kegiatan sosialisasi itu.
Sementara, Kepala Prodi Doktor KIK UGM Agus Heruanto Hadan menjelaskan Prodi magister dan doktor KIK UGM linier dengan Ilmu Kebijakan Publik. “Di Sekolah Pascasarjana Prodi KIK UGM, para dosen berasal dari 13 fakultas seperti ekonomi, pertanian, teknik dan lainnya.”
Menurut Agus, Prodi KIK Sekolah Pascasarjana UGM satu-satunya di Indonesia dan pihaknya hadir di sejumlah daerah di Indonesia dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan SDM untuk memperkenalkan Prodi KIK.
“Banyak sudah yang masuk ke dalam program kami. Kami mengharapkan OPD Pemko Pematangsiantar bisa menerima program ini,” harap Agus.
Dalam kegiatan itu, berlangsung penyerahan plakat dari UGM kepada Pemko Pematangsiantar dan menerima Wali Kota serta penyerahan cendra mata dari Pemko kepada UGM.
Tampak hadir dari Sekolah Pascasarjana Prodi KIK UGM antara lain Kepala Prodi S2 KIK Ahmad Maryudi dan Tim Pengembangan Akademik Muhadjir Darwin, Pande Made Kutanegara dan Hakimul Ikhwan.(a28)