MADINA (Waspada): Wakil Bupati Madina, Atika Azmi Utammi Nasution kembali melakukan kunjungan kerja ke wilayah Pantai Barat, di wilayah Kecamatan Natal dan Kecamatan Muara Batang Gadis mulai 29-30 Juli 2024.
Kunjungan kali ini, Atika Nasution datang dengan rombongan OPD dengan formasi hampir lengkap seperti, Kadis Kesehatan, dr Faisal Situmorang, Kadis PMD, Irsal Pariadi, S.STP, Plt Kadis Pendidikan, Sahnan Pasaribu, Kadis DPPKB, Elvi Maryani Lubis, Kasat Pol PP, Yuriandri Nasutiona, dan beberapa pejabat teras Pemkab Madina serta pemerintah kecamatan.
Kunjungan di Natal, Atika Nasution bersama rombongan di sambut antusias masyarakat dari berbagai lapisan ditandai dengan pengalungan bunga dan pertunjukan tradisi seni budaya pesisir. Kemudian di rangkai dengan kegiatan terpusat di RSUD Husni Thamrin seperti, kegiatan pengobatan gratis, penyaluran gaji kepada jompo untuk 50 orang.

Untuk pengobatan gratis, Atika Nasution membawa enam dokter spesialis seperti, spesialis jantung, kandungan, kulit, THT dan paru, sehingga masyarakat terlayani dan bisa berkonsultasi dan berobat secara gratis. Kemudian ada juga program KB untuk kaum ibu.
Dalam sambutannya, Atika Nasution memaparkan berbagai pelayanan-pelayanan pemerintah untuk masyarakat. Tahun 2024 ini misalnya, Pemkab Madina sudah mengalokasikan dana Rp4,4 miliar untuk menjamin pelayanan kesehatan, bagi masyarakat yang belum mampu secara ekonomi sehingga tidak terkendala lagi untuk berobat, karena dana perobatan gratis dengan tetap ada ketentuan, telah ditampung dalam BPJS Universal Health Coverage (UHC).
“Jadi bapak dan ibu yang kurang mampu, dan belum punya BPJS datang saja ke Puskesmas dengan membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK). Jadi tidak ada lagi alasan untuk tidak bisa berobat,” Ucap Atika Nasution.
Atika Nasution juga berpesan kepada tenaga kesehatan di RSUD maupun Puskesmas untuk melayani masyarakat yang datang berobat dengan baik. Ia menekankan supaya pelayanan yang bersifat urgen itu diutamakan, soal administrasi itu belakangan karena penangan itu wujud kemanusiaan. (a.32)