Truk Pengangkut Kayu Dituding Penyebab Rusaknya Jalan

  • Bagikan

SIMALUNGUN (Waspada): Kerusakan Jalan Provinsi menghubungkan Perdagangan – Pematangsiantar, Kabupaten Simalungun, sudah berlangsung lama dan hingga kini belum juga diperbaiki. Kondisi ini semakin hari bertambah parah membuat kalangan warga dan pengguna jalan mengeluh karena waktu tempuh bertambah lama.

Truk pengangkut kayu eukaliptus mitra TPL dituding menjadi salah satu penyebab kerusakan jalan tersebut. Ratusan truk sarat muatan kayu setiap hari melintasi jalan menghubungkan Perdagngan – Pematangsiantar – Limapuluh Kab.Batubara tersebut. Walau keadaan jalan begitu parah, pengemudi truk-truk kayu itu seakan tidak peduli, melintas seenaknya meski dijalur larangan. Parahnya lagi, justru truk-truk kayu berbadan lebar dan panjang itu selalu beriringan saat melaju di jalan umum, sehingga membuat pengendara lain kesulitan saat akan mendahuluinya. Warga meminta demi keselamatan jalan provinsi, truk-truk kayu tersebut dialihkan ke jalur lintas jalan negara melalui Limapuluh – Tebing Tinggi – Pematangsiantar.

Pengamatan Waspada, Kamis (27/01/2022), keadaan jalan provinsi menghubungkan Perdagangan – Pematangsiantar itu benar-benar babak belur alias rusak parah di sejumlah titik jalan. 

Kerusakan jalan terparah terlihat mulai jembatan Sungai Bahbolon hingga masuk wilayah kota Perdagangan. Kemudian kawasan pertigaan sampai depan SPBU hingga dekat Simpang Pajak Negeri. Selanjutnya kerusakan jalan parah juga ditemukan mulai dari Simpang Pajak Negeri sampai Simpang Dosin, Kec. Bandar.

Kemudian dibeberapa titik hingga memasuki wilayah Kerasaan dan Sukarayat, Kec. Pematangbandar dan kawasan Bukit Maraja Kec. Gunung Malela juga ditemukan lubang-lubang jalan yang sangat mengganggu pengguna jalan.

Kerusakan parah lainnya di jalan seputar Km 10 – 09 kawasan perkebunan PTPN 3 Bangun, terus jalan rusak juga ditemukan persis di simpang Batu Tujuh (Km 7), terdapat lubang-lubang dalam. Selanjutnya, kawasan Batu 5 dan Batu 4 Simpang Marihat hingga depan kantor PN Simalungun. Kondisi jalan rusak tersebut dipenuhi lubang-lubang besar dan kecil berkedalaman 30 – 50 centimeter. Bahkan kondisinya bila hujan baru turun menjadi seperti kubangan kerbau dan bagai sawah yang siap tanam.

Disepanjang jalan sekira 40 kilometer dari mulai Perdagangan hingga sampai Pematangsiantar masih ditemukan ratusan bahkan ribuan lubang kecil yang menghiasi badan jalan. Diakui dalam beberapa bulan sebelumnya, Pemkab Simalungun bersama masyarakat pernah  bergotong royong (Haroan bolon) menutup lubang jalan dengan tanah dan batu. Namun nasibnya hanya hitungan hari saja, begitu dilintasi kenderaan truk kayu mitra TPL tersebut kondisi jalan kembali berlubang-lubang. Padahal dana Haroan bolon bersumber dari masyarakat dan pengusaha. 

Memang, bukan hanya truk bermuatan kayu yang melintas di jalan provinsi dimaksud, ada juga bus umum, truk pengangkut kelapa sawit dan lainnya, namun warga menuding truk pengangkut kayu eukaliptus yang setiap hari melintas dianggap paling besar andilnya merusak jalan.

Salah seorang tokoh masyarakat Kec. Bandar, Umar Bais Purba, kepada Waspada, Kamis (27/1) mengaku sangat prihatin dengan keadaan jalan lintas Perdagangan – Pematangsiantar. Menurutnya, kerusakan jalan merata hingga sulit dilalui dan kondisi ini diperparah lagi dengan banyaknya truk yang sarat muatan hampir setiap hari melintas. 

” Biasanya waktu tempuh Perdagangan – Pematangsiantar dengan kenderaan mobil hanya sekitar 45 menit, namun dengan keadaan jalan seperti ini lama perjalanan menjadi hingga 90 menit,” kata Purba.

Dia sangat mengharapkan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, dalam hal ini Gubsu dan Wagubsu segera turun tangan mengatasi kerusakan jalan provinsi Perdagangan – Pematangsiantar itu.

Hal senada juga diungkapkan R.Panjaitan, warga Batu 4 Jalan Asahan. Dikatakan, kerusakan jalan sudah berlangsung cukup lama dan hingga kini belum ada perbaikan secara permanen. Menurutnya, penyebab kerusakan jalan disebabkan banyaknya truk-truk kayu bermuatan sarat yang melintas di jalan tersebut. Truk-truk kayu itu melintas tidak kenal waktu, siang atau malam terus ada. Diperkirakan ratusan truk kayu dengan muatan sarat, setiap hari siang ataupun malam melintasi jalan ini. Akibatnya, jalan yang sebelumnya sudah rusak, justru kerusakannya bertambah parah akibat dilintasi truk-truk kayu itu,” ujar Panjaitan.

Lebih kanjut dia mengatakan, jalan Perdagangan – Pematangsiantar ini tidak mungkin bisa bagus lagi, karena yang melintas rata-rata kenderaan bertonase berat. Apalagi puluhan unit truk pengangkut kayu eukaliptus, setiap hari lewat dan menjadi penyebab utama kerusakan jalan ini. 

Menurutnya, jalan ini baru bisa bagus, jika truk-truk pengangkut kayu itu dilarang melintas. Sampai kapan pun jalan ini tidak akan bisa bagus jika truk-truk muatan kayu itu dibiarkan melintas, ujar menambahkan.

Sebaiknya, pemerintah mengalihkan jalur lintasan bagi truk-truk kayu tersebut melalui jalan negara, misalnya melalui Limapuluh – T.Tinggi – Pematangsiantar. ” Kenapa harus dialihkan ke jalan negara, karena daya tahan jalan negara jauh lebih kuat dibanding dengan jalan provinsi seperti jalan Perdagangan – Pematangsiantar,” cetus Panjaitan.

Solusi lain, agar tetap bisa melintas dari jalan provinsi Perdagangan – Pematangsiantar. Pihak pengusaha angkutan mitra TPL tersebut harus rela mengganti truknya dengan truk yang lebih kecil yang mungkin lebih bisa berdamai dengan ruas jalan. 

” Kalau jalan ini mau selamat dari kerusakan, truk kayu harus dialihkan ke jalan negara. Atau truk-truk kayu itu diganti dengan truk yang lebih kecil yang lebih bersahabat dengan jalan berstatus jalan propinsi ini,” kata Panjaitan.

Warga lainnya juga mengakui kerusakan jalan bukan semata-mata akibat dilalui kenderaan berat. Namun penyebab kerusakan jalan juga diakibatkan sistim pembuangan air atau parit jalan tidak berfungsi dengan baik. Bahkan selain banyak yang tumpat, diantaranya parit jalan sudah tidak kelihatan lagi akibat ditutup warga.

Umumnya, warga setempat begitupun pengguna jalan sangat mengharapkan perhatian pemerintah untuk menanggulangi kerusakan jalan dimaksud. Bahkan warga meminta pihak Pemprovsu mempertimbangkan truk-truk bermuatan sarat, seperti truk pengangkut kayu tidak diberi izin melintas di jalan provinsi menghubungkan P.Siantar – Perdagangan tersebut.

Sementara, Kepala Dinas Bina Marga UPT P.Siantar yang di konfirmasi di kantornya, Kamis (27/1), tidak berada di kantornya. Informasi diperoleh menyebutkan Kadis Bina Marga UPT P.Siantar itu jarang di tempat, lebih sering berada di Medan.(a27)

  • Bagikan