KISARAN (Waspada) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kisaran melakukan unjuk rasa penolakan kenaikan harga BBM bersubsidi, karena hal itu menyengsarakan masyarakat, dengan membentang spanduk Jokowi Ma’ruf gagal, Senin (12/9) sore.
Unjuk rasa itu dipusatkan di depan Kantor DPRD Asahan, mahasiswa berorasi dengan menyandera truk kontainer dan dan menaikinya dengan membentang spanduk yang bertuliskan Jokowi-Ma’ruf gagal. Tidak hanya itu mahasiswa juga menuntut anggota DPRD Asahan untuk menandatangani nota kesepakatan untuk menolak kenaikan harga BBM.
“Kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk untuk ikut berperan dalam penolakan kenaikan harga BBM, dan tarif dasar listrik, karena hal ini menyengsarakan masyarakat banyak,” jelas Ketua HMI Cabang Kisaran Syaiful Rangkuti.
Sedangkan penyanderaan truk kontainer, kata Syaiful, merupakan simbolis bahwa masyarakat dan supir truk mengalami kesulitan dalam mendapatkan BBM bersubsidi. Oleh sebab itu kita meminta DPRD Asahan untuk membuat kesepakatan dalam penolakan terhadap kenaikan harga BBM bersubsidi, dan tidak hanya sebatas kata-kata.
“Kalau tidak ada tindak lanjut dari DPRD Asahan tentang tuntutan kami, kami akan turun lagi ke jalan,” jelas Syaiful.
Sedangkan Ketua DPRD Asahan Baharuddin Harahap, dihadapan pengunjuk rasa, menyatakan bahwa mewakili 45 orang anggota DPRD Asahan tidak menyetujui kenaikan harga BBM bersubsidi, dan dalam waktu tempo 7 hari kerja akan disampaikan ke pemerintah pusat.
“Kita akan sampaikan tuntutan ini ke Presiden dan DPR RI,” jelas Baharuddin.
Foto : Pengunjuk rasa menyandera truk kontainer di depan gedung DPRD Asahan dan membentangkan Jokowi-M’ruf gagal, dalam aksi unjuk rasa penolakan harga BBM bersubsidi. Waspada/Sapriadi