BALIGE (Waspada) : Rumah Komunitas Jabu Bonang, dengan program Toba Tenun, turut memamerkan tenun hasil kreasi dan tenun tradisional Batak pada event F1 Powerboat Internasional 2024 yang digelar di Danau Toba, Kec. Balige, Kab. Toba sejak, Jumat (1/3) hingga, Minggu (3/3).
Trisna Pardede, Project Manager Jabu Bonang, kepada Waspada, Minggu (3/3) mengatakan, bahwa pihaknya membina para petenun bukan hanya di Kab. Toba. Akan tetapi juga di Kab. Tapanuli Utara, Kab. Dairi dan Samosir.
“Hingga Desember 2023, tercatat 231 mitra petenun Ulos Batak yang tergabung dengan kita sejak 4 tahun lalu. Tujuan berdirinya Toba Tenun ini utamanya adalah, untuk membangkitkan kembali penggunaan pewarna alami pada bahan benang ulos, disamping pembuatan kreasi baru ulos dan aksi sosial kepada para petenun kita,” ujar Trisna.
Dia menjelaskan, selama dua dekade terakhir, para petenun di kawasan Danau Toba sudah banyak menggunakan benang sintetis dan pewarna kimia. Jadi, hasil tenun itu sudah cenderung ke praktis ekonomi. Nah, ini yang kita revitalisasi agar kembali menggunakan bahan-bahan alami. Dengan begitu, kualitasnya akan jauh lebih bagus dan harga ulos yang dihasilkan juga lebih lebih tinggi,” paparnya.
Ditanya tentang jenis-jenis hasil tenun yang dihasilkan mitra Toba Tenun, Trisna menyebut, terdapat 46 jenis Ulos Batak yang mereka revitalisasi sesuai ciri khas daerah masing-masing. “Ulos dari Kab. Dairi, Kab. Samosir, Kab. Tapanuli Utara dan Kab. Toba itu punya ciri khas masing-masing. Itu yang kita revitalisasi,” imbuhnya.
Untuk jenis ulos yang paling laris dari hasil mitra Toba Tenun, diantaranya jenis Ulos Tapak Catur, Simangkat-angkat, Bintang Maratur dari Kab. Dairi. Sedangkan dari Kab. Tapanuli Utara jenisnya Ulos Ragidup, Mangiring dan Tumtuman. Sementara dari Kab. Toba, yang paling laris yakni jenis Ulos Ragi Hotang, Mangiring dan tenun kreasi. Dari Kab. Samosir, Ulos Bintang Maratur dan Sibolang.
Terpisah, salah satu penenun mitra Toba Tenun, Kamsia Butarbutar, 51, kepada Waspada mengatakan, bahwa dirinya mensyukuri bergabung dengan Toba Tenun. “Saya banyak dapat pelatihan-pelatihan dari Toba Tenun selama ini. Dan sangat membantu pekerjaan saya sebagai petenun,” ujar Kamsia.
Untuk hasil tenun, Kamsia beberapa tahun terakhir lebih dominan bertenun sarung dari sebelumnya bertenun jenis Ulos Ragi Hotang. “Jenis sarungnya juga banyak kreasi yang kita dapatkan atas binaan Toba Tenun. Untuk penghasilan per minggu, dari jenis sarung paling murah kita bisa dapat Rp700 ribu. Kalau paling mahal saya bisa dapat di atas Rp1 juta,” pungkasnya.(a08)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.