MADINA (Waspada): Santri Mustafawiyah Purbabaru hilang diduga terpeleset di Aek Singolot saat wudhu menjelang maghrib, kemarin. Pencarian dimaksimalkan, Selasa (24/1) pagi.
“Pencarian kita lanjutkan pagi ini, dengan membagi tiga tim, menggunakan perahu karet,” ujar Kepala Dinas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mandailing Natal Mukhsin Nasution, SSos, MM menjawab waspada.id melalui sambungan telepon seluler.
Dijelaskannya, pencarian dan penyisiran Aek Singolot dilakukan Tim Gabungan sampai lewat tengah malam dalam kondisi gelap gulita hujan lebat, dengan personel melibatkan Tim SAR, BPBD, TNI, Polri, relawan dan masyarakat.
“Pencarian lewat tengah malam tadi kita stop sementara, sebagian tim tetap melakukan penjagaan dan pengawasan di sejumlah tempat di pinggir Aek Singolot,” ujar Mukhsin Nasution.
Dikatakannya, pencarian kembali dimaksimalkan dengan membagi tiga tim dengan menggunakan perahu karet. “Kita mohon doa, semoga kita segera temukan,” ujar Mukhsin Nasution.

Saat Wudhu
Selain tim gabungan, sejumlah guru dan ratusan santri Musthafawiyah Purbabaru ikut melakukan pencarian dan penyisiran hingga ke muara Aek Singolot, kompleks Taman Raja Batu, Desa Parbangunan, Kec. Panyabungan, Kab. Mandailing Natal
Diperoleh informasi dari salahseorang guru Mushafawiyah Purbabaru, santri pondok pesantren Musthafawiyah, Mursyadil Kamil, 20, dilaporkan hanyut dan menghilang terseret arus Sungai Aek Singolot, Desa Purbabaru, Kec. Lembah Sorik Marapi, Senin (23/1) sore menjelang malam.
Korban, santri ini, berasal dari Desa Pinangsebatang Timur, Kec. Tualang, Kab. Siak, Provinsi Riau. “Santri kita bersama temannya kelas VII, mau mengambil air wudhu menjelang Maghrib,” ujar guru Musthafawiyah.
Korban hanyut, terpeleset. Temannya tidak sempat membantu dan korban langsung hilang terbawa arus Aek Singolot meluap. Kondisi hujan.
Babinsa dari Koramil 14 Kotanopan ikut melakukan pencarian, Tim SAR, BPBD, santri serta guru dan masyarakat terus melakukan penyisiran. Semoga segera ditemukan. (irh)
Baca juga: