SIDIKALANG (Waspada): Kurun waktu tiga tahun terakhir, sembilan Sekolah Dasar Negeri (SDN), satu SD swasta dan satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) swasta di Kabupaten Dairi tutup.
Penutupan sekolah dimaksud dengan ditutupnya data pokok pendidikan dan sudah disampiakan kepada Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Hal ini diterangkan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Dairi Patimah Buangmenalu melalui Kepala Bidang Pendidikan Dasar Elpis Panggabean kepada Waspada di ruang kerjanya Senin (31/10).
Kabid Pendidikan Dasar Elpis Panggabean mengatakan, sembilan sekolah dasar negeri yang ditutup itu merupakan usulan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Dairi kepada Kemendikbud, sudah melalui pertimbangan sebab sekolah yang dimaksud sangat tidak efisien dan efektif, murid masing masing sekolah sangat sedikit.
“Ada sembilan SDN,satu SD swasta dan satu SMP swasta mulai tahun 2020 yang sudah ditutup Data Pokok Pendidikan (Dapodik) nya,” katanya.
Lebih rinci disebutkan,SDN 030282 Sidikalang bergabung ke SD 030279 Sidikalang,
SDN 030283 Sidikalang bergabung ke SD 030280 Sidikalang,
SDN 030406 Buluduri bergabung ke SD 030405 Buluduri,
SDN 030411 Kentara bergabung ke SD 030408 Kentara,
SDN 030375 Jumateguh bergabung ke SD 034807 Jumateguh,
SDN 030311 Laumil bergabung ke SD 039312 Laumil,
SDN 030382 Silumboyah bergabung ke SD 030381 Silumboyah,
SDN 030319 Sukandebi bergabung ke SD 030316 Sukandebi dan
SDN 036563 Lau Lubuk bergabung ke SDN 030439 Lau Meciho.
Menurut Elpis, SDN yang ditutup digabung dengan sekolah yang berdekatan bahkan satu lokasi tidak berhasil. Sedangkan SD Swasta Karina Sumbul adalah permintaan sendiri dari tayasannya. Untuk SMP Swasta Solu Karya Kentara tidak ada siswa yang mendaftar sehingga tutup.
Padahal,ada sekolah diusulkan untuk digabungkan karena siswanya sedikit, tapi tidak jadi karena masyarakat setempat tidak sepakat untuk digabung dengan berbagai pertimbangan termasuk dari sisi sejarah keberadaan sekolah tersebut dan sampai saat ini tetap bertahan.
“Pada saat pengusulan penggabungan sekolah saat itu, Dinas Pendidikan sangat kekurangan guru, beda pada saat sekarang karena sudah ada pengangkatan P3K untuk tenaga guru,” ungkapnya.
Jikapun sekolah dipertahankan, dinilai tidak efisien, karena akan terjadi pemborosan kepala sekolahnya, guru agama dan guru Penjasnya.
Di dalam pengelolaan sekolah harus serius, jika tidak, maka sekolah tersebut tidak akan maju. Banyak sekolah yang baru muncul akan tetapi nampak berkembang dan banyak siswanya. Artinya orangtua dan wali murid sudah melihat fasilitas dan kualitas sekolah menjadi pilihan tempat bersekolah, pungkas Panggabean.(a25/B).