MADINA (Waspada): Warga Roburandolok, Kec. Panyabuangan Selatan, Kab. Mandailing Natal yang bermukim di kawasan penyangga Taman Nasional Batang Gadis (TNBG), berkali-kali menemukan jejak beruang besar dan kecil, yang diidentifikasi hewan buas anaknya dan induknya. Entah berapa ekor.
Penelusuran dilakukan wartawan di lokasi kejadian, Sabtu (15/7), Nasuddin Lubis, 50, (pakai topi), menunjukkan berbagai hal seputar fakta mengejutkan.
Setelah Darwin, 52, menghebohkan diserang beruang Jumat (14/7) sekira pukul 18.00, paragat (penyadap aren, red) ini malah pernah menemukan beruang besar mengerikan.
“Terus terang, kami sangat ketakutan. Bagaimana lagi? Kami sangat takut, padahal kami harus mengambil nira aren. Ke ladang, pun, kami takut. Kalaupun harus sangat terpaksa, saya ajak kawan-kawan,” ujarnya.
Nasuddin mengungkapkan, beruang membunuh ternak warga, salah satunya di kawasan persawahan Saba Bariba.
Dijelaskan, Darwin diserang beruang kemarin di dekat pemukaman, sekira 300 meter atau 500 meter. Bahkan, gubuk tempat masak nira pernah dihancurkan beruang. “Entah apa yang dicarinya, tapi kami sangat ketakutan,” tambah Nasuddin Lubis.
Menurut warga, dalam rentang 2023, sudah tiga kali warga dan petani menemukan jejak beruang berkeliaran di dekat pemukiman, kebun dan persawahan.
Beberapa warga mengakui, beruang sering terlihat satu ekor bukan rombongan di kawasan berbeda. Ada berbadan besar dan kecil. Keberadaan binatang buas membuat warga tidak berani ke ladang.
“Ukuran badan beruang beragam. Ada besar dan kecil. Sangat meresahkan, kami takut ke ladang,” kata Taufik, warga setempat.
Beruang diperkirakan lebih dari satu ekor itu menyerang manusia dan membunuh puluhan ternak.
Beruang yang diperkirakan lebih dari satu ekor itu menyerang manusia dan membunuh puluhan ternak.
Pj. Kepala Desa Roburandolok Endamora mengatakan, peristiwa menimpa Darwin telah ditangani. Perobatan dan biaya dibantu camat dan pemerintahan desa.
“Kita mengimbau warga jangan dulu menyadap aren karena kita yakin beruangnya masih di sekitar pinggiran hutan dekat sini,” ujar Pj Kades.
Dia sedang mengupayakan agar pihak BKSDA Sumut turun dan menghalau hewan buas tersebut atau menangkapnya, kemudian memindahkannya karena warga betul-betul sangat was-was. (irh)