Scroll Untuk Membaca

Sumut

Syahrul Pasaribu: Pondok Pesantren Benteng Moralitas

Syahrul Pasaribu: Pondok Pesantren Benteng Moralitas
Mantan Bupati Tapsel dua periode Syahrul Pasaribu bersama pimpinan Ponpes Darushshoufiah Sipirok. (Waspada/Ist)

TAPSEL (Waspada): Mantan Bupati Tapanuli Selatan dua periode, H Syahrul M. Pasaribu, menyebut pondok pesantren (Ponpes) adalah benteng moralitas generasi muda Islami.

“Saya minta Ponpes Darushshoufiah Jambur Batu Kecamatan Sipirok tetap melanjutkan pengabdian menciptakan generasi muda yang berakhlakul karimah di Tapsel,” kata Syahrul Pasaribu.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Syahrul Pasaribu: Pondok Pesantren Benteng Moralitas

IKLAN

Ketua Dewan Pertimbangan MUI Tapsel itu mengutarakan hal ini pada saat kunjungan silaturahmi bersama pimpinan, Ustadz dan Ustadzah Ponpes Darushshoufiah, Ahad lalu.

Kehadiran penginisiasi pembentukan Badan Silaturahmi Pondok Pesanteren (BSPP) Tapsel ini disambut pimpinan Yayasan Darushshoufiah Naqsabandiah, Al Ustadz H. Abdullah Efendi Siregar.

“Terimakasih kepada pak Syahrul yang telaj bersedia datang memenuhi undangan kami. Pada saat 10 tahun Bupati Tapsel, perhatian beliau ke pondok pesantren sangatlah besar ” terang Ustadz Abdullah.

Kedatangan ‘Bapak Pembangunan Tapsel’ ini diharapnya membawa berkah bagi Ponpes Darushshoufiah, para ustadz, ustadzah dan seluruh santri/santriwati. 

Dijelaskan, telah jadi catatan sejarah bagi mereka ketika tahun 2012 yang lalu Bupati Tapsel Syahrul Pasaribu dan Ketua DPRD Tapsel Rahmat Nasution meletakkan batu pertama pembangunan Ponpes Darushshoufiah.

“Tentu itu menjadi kebanggaan bagi kami. Apalagi ada kedekatan emosional antara almarhum Syeikh Mahmud Fauzi Siregar, ayahanda kami, dengan pak Syahrul dan pak Rahmat,” sebutnya.

Hal ini pulalah yang mendasari segenap manajemen Ponpes mengundang Bupati Tapsel periode 2010-2015 dan 2016-2021 itu untuk bersilaturahmi, walau sekedar  berkunjung. 

“Agama kita mengajarkan agar tetap menyambung tali silaturahmi dengan sesama. Terlebih dengan sahabat orangtua kita,” ucapnya.

Ustadz Abdullah Efendi menyampaikan, kehadiran Syahrul telah memberi motivasi bagi mereka agar lebih giat lagi mengelola pesantren demi generasi Islam yang lebih baik dan berakhlakul karimah.

Menyikapi itu, Syahrul Pasaribu bertanya apakah tali asih dari Pemkab Tapsel yang diprakarsainya sembilan tahun lalu masih diterima para guru ? Pimpinan pesantren menjawab, masih.

Sejak tahun 2013 sampai 2021, guru-guru agama di Tapsel diberi tali asih. Guru Baca Tulis Qur’an (BTQ), guru Madrasah Diniah Takmiliah (MDT), guru Pondok Pesanteren, guru Sekolah Minggu (umat Kristiani) dan tutor PAUD.

Setiap bulannya juga diberikan tali asih kepada Nazir dan Imam Masjid, Bilal Mayit serta P3N (Tuan Kadi) yang secara keseluruhan mencapai 4.297 orang.

Demikian juga tokoh adat yang jumlahnya 1.312 orang turut diberi tali asih. Adapun anggarannya ditampung di Alokasi Dana Desa (ADD) setiap tahun.

Syahrul Pasaribu hadir di sana karena undangan ustadz. Terakhir kalinya ke pesantren itu sekitar dua tahun lalu, saat menjelang purnabhakti Bupati Tapsel.

“Ada rasa rindu satu sama lain tentunya. Walau sudah tak memimpin Tapsel lagi, komunikasi dan silaturahmi harus terus kita jalin, karena agama kita juga ajarkan itu,” ujar Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Sumut itu. 

Saat diberi amanah memimpin Tapsel dua periode,  bersama beberapa pejabat, ia kerab berkeliling hingga pelosok daerah. Sehingga banyak mengetahui kondisi nyata di tengah masyarakat.

Inilah yang menjadi modal besar baginya dalam menyusun program pembangunan Tapsel yang lebih menyentuh dan pro rakyat.

Termasuk pembangunan jalan menuju pesantren ini yang tembus ke Batangtura Sirumambe Kecamatan Angkola Timur. Secara bertahap terus menjadi perhatian sejak peletakan batu pertama.

Hasilnya sudah lumayan baik dan mudah dijangkau. Hanya tinggal sedikit lagi yang belum di hotmix.

“Masih teringat dulu saat proses peletakan batu pertama, Camat Sipirok yang kala itu dijabat saudara Parlin Harahap, sampai camping (menginap) di sana karena masih sulitnya jalan,” ungkapnya. 

Pesantren merupakan laboratorium kader umat dan kader bangsa. Diharap mampu menjadi garda terdepan membentengi umat dari berbagai penyakit masyarakat.

“Saya harap para ustadz dan ustadzah lebih giat dan bersabar mentransfer ilmu keagamaan kepada generasi muda kita,” harapnya. (a05) 

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE