Syahrul Pasaribu Pembicara Tunggal Di Kegiatan Tingkat Nasional

  • Bagikan

P.SIDIMPUAN (Waspada): Tokoh masyarakat Sumatera Utara Syahrul M. Pasaribu didaulat sebagai pembicara tunggal pada penutupan Darul Arqam Madya Nasional Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan, Kota Padangsidimpuan, Minggu (9/1).

Kegiatan perkaderan IMM ini diikuti 48 peserta dari berbagai wilayah di Indonesia. Seperti dari Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Lampung dan Bangka Belitung.

Usai lima hari pelaksanaannya, kegiatan ditutup Ketua Dewan Pengurus Daerah IMM Sumut Muhammad Arifuddin Bone didampingi Sekretaris Rahmad Darmawan dan Ketua Pimpinan Cabang (PC) IMM Tapanuli Selatan-Padangsidimpuan Rahmat Taufik Pardede.

Syahrul Pasaribu Pembicara Tunggal Di Kegiatan Tingkat Nasional
Tokoh masyarakat Sumut Syahrul Pasaribu saat menjadi pembicara tunggal di Darul Arqam Madya Nasional yang diselenggarakan PC IMM Tapsel-P.Sidimpuan.(Waspada/Sukri Falah Harahap)

Syahrul Pasaribu sebagai pembicara tunggal, sebelum membawakan materi, terlebih dahulu mengajak semua yang berhadir di tempat itu bersama-sama menyanyikan lagu tentang sejarah Muhammadiyah.

Bupati Tapsel dua periode ini membawakan materi dengan judul ‘Membangun Peradaban Berkemajuan Melalui Rethinking of Islam’. Judul ini sama persis dengan tema yang diusung panitia dalam kegiatan nasional tersebut.

“Rethinking of Islam dapat diartikan sebagai pembaharuan atau pemikiran ulang tentang Islam, yakni sebagai upaya untuk menyesuaikan faham Islam dengan perkembangan yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Akan tetapi tidak dimaksudkan mengubah, mengurangi ataupun menambah makna teks Al-Qur’an maupun As- Sunnah,” katanya.

Syahrul menyebut, Islam banyak berkontribusi dalam membangun peradaban dunia. Sejumlah tokoh Islam melakukan pembaharuan pemikiran atau modernisasi. Di Indonesia, pembaruan itu antara lain dilakukan KH. Ahmad Dahlan selaku pendiri Muhammadiyah dan KH. Hasyim Asyʼari selaku pendiri Nahdlatul Ulama.

Katanya, kemajuan peradaban Islam itu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Yaitu terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dengan bangsa lain, gencarnya gerakan penerjemah, dan berkembangnya budaya Islam secara mandiri.

“Kemudian adanya motivasi atas metode berpikir para Filsuf Yunani, dan adanya semangat untuk mencapai kemajuan dalam berbagai ilmu pengetahuan,” jelas Syahrul Pasaribu.

Selain itu ada juga lima faktor penyebab mundurnya peradaban Islam. Yaitu perpecahan umat Islam, ilmu pengetahuan yang menyimpang, kurangnya kesadaran umat akan pentingnya ilmu pengetahuan. Lunturnya nilai-nilai Islami dalam diri dan kerusakan budi pekerti.

Syahrul Pasaribu Pembicara Tunggal Di Kegiatan Tingkat Nasional
Tokoh masyarakat Sumut Syahrul Pasaribu (tengah) bersama pengurus IMM, panitia dan peserta Darul Arqam Madya Nasional dari berbagai provinsi di Indonesia. (Waspada/Sukri Falah Harahap)

Karena itu, kata Syahrul Pasaribu, generasi muda Islam harus siap menghadapai degradasi akhlak, moral dan budi pekerti. Juga harus siap menghadapi dinamika serta tantangan global, harus berdaya saing dan Pancasilais, cinta tanah air dan siap berjuang mengisi pembangunan.

“Darul Arqam Madya Nasional ini saya harap mampu melahirkan pemimpin yang kritis, kreatif, inovatif, solutif dan visioner. Melalui pengkaderan ini saya juga berharap lahirnya pemimpin yang merupakan kader bangsa yang Islami,” harapnya. (a05)

  • Bagikan