MADINA (Waspada): Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Mandailing Natal (Madina) berhasil untuk pertama kalinya dalam sejarah berdirinya sekolah tersebut melahirkan Guru Besar atau gelar Profesor.
Prof. Dr. H. Sumper Mulia Harahap, M.Ag (Guru Besar Bidang Pemikiran Islam) selaku Ketua STAIN Madina meraih gelar kehormatan tersebut beberapa waktu yang lalu.
Di samping itu, STAIN Madina selain meraih gelar Guru Besar atau Profesor, sebanyak 10 dosen lainnya telah meraih gelar Doktor kurun waktu 2 tahun terakhir yakni dari rentang waktu tahun 2021 hingga 2023.
Selain itu, sebanyak 16 Program Studi (Prodi) juga telah berhasil mendapatkan akreditasinya, 15 Prodi telah terakreditasi Ban-PT dan 1 lainnya terakreditasi Lamdik.
Sebagai bentuk rasa syukur atas capaian ini, seluruh civitas akademik STAIN Madina mengadakan kegiatan syukuran yang diadakan pada Jumat (06/10) di kampus kebanggaan masyarakat Madina ini STAIN Madina.
Prof. Dr. H. Sumper Mulia Harahap, M.Ag selaku Ketua STAIN Mandailing Natal mangungkapkan bahwa pencapaian para dosen STAIN Mandailing Natal akan menjadi stimulus bagi kampus untuk terus bergerak lebih maju. Ia juga mengatakan bahwa hal itu merupakan bagian dari peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan harapan dapat memacu alih status STAIN menjadi IAIN Mandailing Natal.
Turut hadir dalam syukuran itu Lektor Kepala/Ketua Lembaga Penjaminan Mutu UIN Ar-Raniry Banda Aceh Dr. Abdul Jalill Salam M.Ag.
Sumper berharap seluruh stakeholder STAIN Madina bergandengan tangan memajukan dan mewujudkan kenaikan status STAIN menjadi IAIN hingga UIN. Pasalnya, kualitas tenaga pendidik di STAIN Madina saat ini sudah memiliki standar yang cukup tinggi, dimana STAIN Madina telah memiliki 14 dosen bergelar doktor dan 1 orang guru besar.
“Ditambah tahun 2025 ada 29 orang dosen STAIN yang sedang menjalani masa kuliah S3. Apabila kita tambahkan, dua tahun ke depan ada 43 Doktor di STAIN Madina, Masya Allah, Kita optimis alih status semakin dekat didepan mata,” tuturnya.
Sumper juga menyinggung era globalisasi atau era digitalisasi yang berkembang pesat saat ini, Mau tidak mau perubahan zaman wajib diikuti. Seperti, halnya yang menyangkut soal digitalisasi sudah terjadi pada saat era perkuliahan masa covid-19.
“Kita harus bisa beradaptasi dalam situasi era digitalisasi ini. Kita harus bisa menguasai apa yang saat ini sedang berkembang. Kita tak boleh ketinggalan dalam menguasai era digital,” terangnya. (cah)











