TANJUNGBALAI (Waspada) : Kehangatan santap sahur bersama keluarga berganti duka, kawasan pemukiman nelayan di Dusun 2 Desa Seiapung Jaya Kec Tanjungbalai Kab Asahan berubah menjadi lautan api, Minggu (17/4) sekira pukul 03.00.
Setidaknya enam puluh rumah yang dihuni ratusan penduduk kini luluh lantak, rata dengan tanah. Tidak banyak yang bisa diselamatkan, hanya beberapa barang berharga karena api begitu cepat melahap setiap sisi bangunan yang umumnya masih terbuat dari kayu.
Camat Tanjungbalai, M Nur didampingi Kepala Desa Seiapung Jaya, Ikmal Rambe dikonfirmasi Waspada menerangkan jumlah total rumah terbakar sebanyak 60 unit yang dihuni 63 kepala keluarga. Kini sebagian telah mengungsi ke rumah sanak famili dan sebagian lainnya masih mencari kontrakan.
Bantuan dari Pemerintah Kab Asahan ucapnya mulai diturunkan terutama tenda darurat dan obat-obatan. Menurut kades, musibah ini diduga akibat hubungan arus pendek listrik di salah satu rumah penduduk bernama Joni. Rumah saat kejadian tidak dihuni oleh pemiliknya.
“Mari sama-sama kita berdoa agar korban diberikan ketabahan dan segera diberikan jalan keluar,” ucap Ikmal. Saat ini Ikmal masih berusaha turun ke lapangan untuk menyemangati warganya yang tengah dirundung duka.
Kapolres Asahan, AKBP Putu Yudha Prawira melalui Kapolsubsektor Baganasahan, AKP Sabran menerangkan pihaknya belum dapat memastikan penyebab kebakaran. Kepolisian kata Sabran masih melakukan penyelidikan dengan memintai keterangan saksi-saksi dan mengumpulkan barang bukti seperti kayu dan seng bekas kebakaran.
“Kami masih melakukan pendalaman, terlalu dini untuk mengungkapkan semuanya karena anggota masih bekerja di lapangan,” ucap Sabran.
Kepala BPBD Kab Asahan melalui Sekretaris Jhonny Sihotang menjelaskan pihaknya sudah menurunkan bantuan berupa tenda penampungan sementara. BPBD katanya juga masih melakukan pendataan sebagai langkah untuk melakukan penanganan paska bencana.
Pantauan Waspada, ratusan korban berupaya mengais sisa bekas kebakaran berharap masih ada barang berharga yang bisa dimanfaatkan. Tersirat rona pilu di wajah mereka, apalagi saat ini berada di pertengahan bulan Ramadhan dan tak lama lagi Hari Raya Idul Fitri.
Dapat dipastikan, di hari H lebaran nanti, mereka tak lagi berada di rumah tercinta yang selama ini menjadi tempat bernaung dari hujan dan panas, sebab kondisinya sudah rata dengan tanah. Hanya semangat yang tetap ada di hati mereka untuk menyongsong dan menapaki hari esok.
“Semoga ini menjadi hikmah agar menjadi orang sabar, kami yakin Allah tidak akan memberikan ujian di luar batas kemampuan hambanya,” ucap seorang korban sembari menatap pilu rumah panggungnya yang kini telah menjadi abu.
Seorang saksi mata, Sangkot, 50, menuturkan mobil pemadam kebakaran milik Pemkab Asahan dibantu Pemko Tanjungbalai sempat kesulitan masuk ke lokasi kebakaran karena jalanan yang sempit dan berada di kawasan padat penduduk. Apalagi ungkapnya, pemukiman ini berada tepat di bibir Sungai Asahan dengan kondisi perumahan umumnya berpanggung.
Untuk meminimalisir jumlah rumah terbakar di lain hari, Sangkot berharap Pemerintah Kab Asahan dan Pemko Tanjungbalai menyediakan armada kapal pemadam kebakaran karena ramai pemukiman di dua daerah berada di pinggiran sungai. Boat pemadam ini katanya tentu sangat membantu tugas truk pemadam bila kesulitan masuk lokasi.
Khusus kepada para dermawan dan donatur, Sangkot mengetuk pintu hati agar membantu korban yang umumnya bekerja sebagai nelayan tradisional, mencari hari ini untuk hari ini. Sekecil apapun bantuan yang diberikan ungkap Sangkot, sangat berharga dan bermakna apalagi masih dalam situasi bulan suci Ramadhan.
“Mari sama sama meringankan beban mereka, tak banyak, sedikit pun tentu sangat bernilai di mata mereka,” harap Sangkot. (A21/A22)
Keterangan foto:
Waspada/Rasudin Sihotang
- Petugas pemadam kebakaran berupaya memadamkan lautan api yang meluluhlantakkan Dusun 2 Desa Seiapung Jaya.
- Warga sekitar bahu membahu memadamkan api dengan peralatan seadanya.