TAPSEL (Waspada): Muhammad Rawi Ritonga, anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Tapanuli Selatan, reses masa sidang I tahun 2022-2023 di Daerah Pemilihan (Dapil) 2 yang meliputi Kecamatan Arse, Saipar Dolok Hole dan Aek Bilah.
Reses di Huta Pohan, Desa Pintu Padang, Kecamatan Saipar Dolok Hole, Minggu (7/11/2022), Rawi mengajak Wakil Ketua Dewan Pertimbangan DPD Partai Golkar Sumatera Utara, Syahrul M. Pasaribu, ikut bersamanya.

Dalam sambutannya, Rawi mengatakan pada reses ini banyak aspirasi yang disampaikan masyarakat dan telah ditampungnya untuk disampaikan pada rapat dewan.
Aspirasi itu antara lain harga dan ketersediaan pupuk bersubsidi di tengah masyarakat. Kemudian harapan lanjutan pembangunan jalan, infrastruktur pendidikan dan pelayanan kesehatan.
Selanjutnya mengenai keluhan warga tentang sulitnya jaringan komunikasi di daerah itu. Juga adanya harapan warga agar program bedah rumah yang diperjuangkan Rawi selama ini agar tetap dilanjutkan.
“Semua aspirasi bapak dan ibu telah kami catat dan akan perjuangkan perwujudannya agar ditampung di APBD Tapsel. Untuk tower pendor telekomunikasi, kita akan cari cara untuk mewujudkannya, karena ini milik swasta,” katanya.
Sementara mengenai program rumah, Rawi menyebut ratusan rumah yang telah dibedah di tiga kecamatan itu merupakan program pemerintah pusat.
“Doakan kami dan pak Syahrul Pasaribu senantiasa sehat dan tetap bisa menjalin hubungan baik dengan pemerintah atasan. Sehingga bedah rumah ini terus berlanjut sampai tahun-tahun berikutnya,” pinta Rawi.
Kepada Syahrul M. Pasaribu, ia banyak berterimakasih karena telah membimbing dan mengajarinya selama ini. Bersama warga yang hadir, mereka meminta mantan Bupati Tapsel dua periode itu agar mencalonkan diri ke DPR RI lewat Pemilu Legislatif tahun 2024 nanti.
“Pak Syahrul banyak membimbing dan menularkan ilmunya ke saya. Dua periode Bupati Tapsel, banyak pembangunan yang dialokasikan beliau ke daerah kita yang selama ini terpencil dan terisolir,” jelas Rawi.
Sementara Syahrul Pasaribu yang hadir atas undangan Rawi Ritonga mengatakan, pemimpin atau pejabat publik yang dipilih rakyat itu harus mampu menjadikan rakyat sebagai urat nadi kehidupan membangun daerah.
Kemudian harus senantiasa merakyat, mendengar aspirasi dan melayani rakyat. Karena jabatan publik itu hakikatnya adalah milik rakyat, pelayan rakyat dan bukan jabatan untuk gagah-gagahan.
“Setiap pemimpin hasil pilihan rakyat itu adalah pejabat publik. Maka kembalilah ke rakyat, gunakan segala kemampuan untuk melayani rakyat. Ingat darimana kepemimpinan itu berasal, jangan seperti kacang lupa kulitnya,” pesan Syahrul.
Dalam memberhasilkan pembangunan daerah, katanya, pemimpin atau pejabat yang dipilih rakyat harus memiliki kepekaan terhadap kepentingan rakyat. Punya jaringan ke pemerintah atasan dan terus menjalin kerjasama dengan semua stakeholder. Sehingga bisa mendaratkan berbagai program pembangunan dari atas ke daerah.
“Membangun daerah tak cukup hanya dengan mengandalkan APBD saja. Pemimpin harus pintar mencari dan menjaga jaringan ke pemerintah atasan,” sebutnya.
“Itu yang saya lakoni sejak dipercayai rakyat dua periode menjadi Bupati. Tapsel juga menerima DID/Dana Rakca dari APBN sebanyak tujuh kali yakni selama opini WTP dari BPK RI yang juga tujuh tahun berturut-turut,” jelasnya.
DID/Dana Rakca itu dimasukkan ke APBD Tapsel, lalu digunakan untuk pembangunan sesuai program yang disusun untuk mencapai target sebagaimana tertuang dalam RPJMD. “Termasuk membangun jembatan menuju Tambiski di wilayah ini,” ungkap Syahrul.
Dijelaskan, upaya untuk mendaratkan pembangunan dari APBD Provinsi dan APBN, selain untuk jalan, perumahan, pasar, sekolah dan fasilitas kesehatan, juga ada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hydro (PLTMH) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat.
Demikian juga dalam menjalankan program yang sudah ditampung dalam APBD, dilaksanakan secara taat azas, tepat waktu, tepat sasaran serta mengikuti regulasi yang berlaku.
Kalau prinsip seperti itu dilaksanakan, kesejahteraan (IPM) dari waktu ke waktu akan meningkat signifikan seperti periode kedua kepemimpinannya di Tapsel, rata-rata meningkat atau tumbuh 0,50 poin. Kemiskinan berkurang rata-rata 0,58 persen selama periode kedua Syahrul.
Masih ada program bedah rumah, PISEW, P3TGAI dan program lainnnya. Jika pemimpin daerah atau anggota DPRD lincah dan mau memanfaatkan jaringan ke atasan, tentu semakin banyak program pembangunan daerah yang tanpa membebani APBD.
“Dan adinda Rawi telah melakoni ini sejak dilantik tahun 2019 menjadi Anggota DPRD Tapsel,” ungkap Syahrul Pasaribu yang juga Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Sumut itu.

Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat Pintu Padang Mandalasena, Martua Raja Simbolon dan Baginda Lubuk Godang Simbolon menyebut, sentuhan pembangunan selama kepemimpinan Syahrul Pasaribu telah dirasakan rakyat, khususnya wilayah Mandalasena.
Walau diakui masih ada keinginan dan harapan yang belum tertuntaskan. Namun, program PISEW, P3TGAI dan bedah rumah sangat menyentuh dan diharapkan ada kelanjutan ditahun mendatang.
“Semoga bapak sukses menjadi anggota DPR RI, dan kami rakyat di kawasan Mandalasena ini siap mendukung dan memenangkannya agar program pembangunan seperti ini terus berlanjut dan semakin gencar,” harap mereka seraya menegaskan Syahrul Pasaribu sosok Bapak Pembangunan Tapsel yang selalu dekat dengan rakyat. (a05)