SAMOSIR (Waspada) : PT HK yang dipercaya pemerintah melalui Kementerian PUPR untuk menggarap proyek Water Front City Pangururan senilai Rp161 miliar dari APBN, diduga menggunakan material (batu padas) hasil galian tanah pada proyek menara pandang Tele (KSO).
Pantauan wartawan, Jumat, (13/1) material berupa batu padas bercampur tanah tersebut di turunkan dari mobil dump truck di jalan Danau Toba, tepat di dekat Mako Polres Samosir.
Setelah itu, alat berat jenis eksavator milik PT. HK, mulai melansir batu padas untuk digunakan sebagai tembok penahan tanah.

Salah seorang staf Bagian Umum PT. HK mengatakan, pihaknya akan koordinasi dulu dengan Humas proyek Menara Pandang Tele. Apa benar, hasil galian lahan berupa batu padas ada yang diangkut ke proyek Water Front City (WFC).
Ditanya, apakah di dalam rencana anggaran biaya (RAB) proyek Water Front City diperbolehkan menggunakan material dari galian tanah proyek kerjasama (KSO). Dia mengelak supaya jangan membawa-bawa namanya untuk di muat di media.
“Mohon maaf bang, saya lagi banyak kerjaan. Tolong jangan dimuat nama saya. Tolong saya tidak ditekan. Saya koordinasi dulu dengan Humas proyek Menara Pandang Tele,” ujarnya.
Untuk diketahui proyek Water Front City mengerjakan penataan Patung Boraspati Tano & Boru Saniangnaga, Patung Pustaha & Syair Tao Toba, Display Batuan Geologi Toba, Atraksi Seni Air Mancur “Aek Menari”, Panggung Apung Aek Natio.
Bahkan hingga kini, PT HK belum berani mendirikan plang proyek untuk diinformasikan kepada publik, hal ini diduga karena masih ada polemik internal terkait untung ruginya proyek WFC Pangururan dan Tele dan sesuai informasi beberapa waktu lalu tim audit sepertinya mendatangi proyek tersebut. (cts)