AEKKANOPAN (Waspada): Kondisi badan jalan yang sulit dilalui warga di proyek peningkatan jalan Gunting Saga – Teluk Binjai dengan biaya senilai Rp39. 896.106.018.00 yang bersumber dari APBD tahun 2023 Kabupaten Labuhanbatu Utara yang dikerjakan oleh PT.ARB mulai mengundang protes warga.
Badan jalan yang sedang dikerjakan dengan melakukan penimbunan memakai tanah urug ini, kini kondisinya seperti “medan lumpur” hingga sulit dilalui warga, terlebih jalan tersebut merupakan akses utama warga mengeluarkan hasil pertaniannya.
Diperkirakan, kondisi badan jalan yang layaknya seperti “medan lumpur” ini mencapai hingga 4.5 kilometer yang dimulai dari Pulo Gombut menuju ke arah Sonomartani Kecamatan Kualuh Hulu.

Kondisi ini akhirnya mengundang reaksi keras dari tokoh muda Labura, Tagor Tampubolon. Menurutnya pihak vendor pekerjaan dan penyedia jasa tidak memperhitungkan dengan baik dampak dan resiko dari pelaksanaan proyek. “Hingga akhirnya masyarakat yang jadi korban,” ungkapnya, Sabtu (12/8).
Dikatakannya, masyarakat saat ini komplain, karena hasil tani warga susah dan tidak bisa dikeluarkan. Bahkan truk pengangkut hasil bumi warga sampai terjebak ditengah proyek jalan yang berimbas turunnya harga jual kelapa sawit yang merupakan hasil utama mayoritas warga.
“Baiknya penimbunan tanah merah itu dilakukan secara bertahap dan ditimbun dengan sirtu (pasir batu), bukan ditimbun tanah merah secara menyeluruh. Seharusnya, hadirnya pembangunan ini dapat membantu, mempermudah mobilitas logistik masyarakat bukan malah mempersulit dan melumpuhkan ekonomi warga,” kesal Tagor.
Pria yang aktif memperjuangkan perbaikan jalan ini hingga menggelar aksi demo dan bermalam di Gedung DPRD, meminta agar Pemkab Labura mencarikan solusi terbaik atas kondisi jalan yang dinilainya sangat menyulitkan mobilitas warga dalam mengeluarkan hasil tani dan aktivitas rutin lainnya, dirinya meminta agar pihak Pemkab Labura segera mencari solusi.
“Kita berharap Pemkab Labura bisa mencarikan solusi, atau memberikan jalan alternatif untuk truk- truk pengangkut hasil bumi masyarakat, supaya pengerjaan pembangunan tidak terganggu dan dapat berjalan dengan baik sesuai yang ditargetkan,” ujarnya.
Sementara itu, pihak PT.ARB yang diketahui dalam pelaksanaan pekerjaan ini memberikan kuasa direktur pada seseorang yang berinisial RD, belum berkenan menjawab konfirmasi, Sabtu (12/8) yang dilakukan berulang kali, baik melalui whatsapp dan panggilan telepon kendati tersambung.
Terkait problem ini, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek, Gunawan ST, sebelumnya menyampaikan, “Cuaca sedang tidak bersahabat, segala upaya, pikiran dan tenaga kita curahkan untuk pekerjaan tersebut, untuk Labura yang lebih baik,” ucapnya beberapa waktu lalu. (cim)