SIMALUNGUN (Waspada): Ratusan warga dua kecamatan yakni Kec. Bandar Huluan dan Dolok Batunanggar (Dobana) Kab. Simalungun, turun ke jalan menggelar aksi damai bersama, menuntut perbaikan jalan yang sudah puluhan tahun mengalami kerusakan, Senin (11/11/2024).
Aksi turun ke jalan berlangsung sejak pagi hingga siang itu sebagai bentuk protes terhadap pemerintah yang membiarkan jalan vital di daerah itu rusak parah hingga puluhan tahun lamanya.
Aksi didominasi para kaum muda dan para orang tua, laki-laki serta perempuan, dengan mengambil titik pertemuan persis di jembatan Sungai Bahapal, jalan menghubungkan Kec. Bandar Huluan menuju Kec. Dolok Batunanggar.
Selain berorasi, para pengunjuk rasa juga membawa spanduk berukuran besar dan kecil yang intinya mendesak dan menuntut Pemerintah Kabupaten Simalungun segera memperbaiki jalan penghubung antar kecamatan itu.

Antara lain isi spanduk bertuliskan: ” Pajak naik jalan rusak, halo bro piye kabare jalan ancor ora penak toh. Kewajiban kami laksanakan, hak kami di kemanakan, kami butuh karya nyata, bukan karya kata, kami butuh kepastian bukan impian “.
Dalam aksinya juga, massa melakukan penanaman pohon pisang, dan memancing ikan di jalan berkubang. Aksi ini mendapat perhatian para pengguna jalan, bahkan sebagian mereka ikut turun melakukan aksi damai.
” Kami adalah gabungan masyarakat Kecamatan Bandar Huluan dan Kecamatan Dolok Batunanggar. Kami meminta pemerintah memperhatikan kondisi jalan kami, kami selama ini seperti dianak tirikan di kampung kami sendiri,” teriak Rudi salah satu kordinator aksi saat berorasi menggunakan pengeras suara.
” Kami bosan dengan janji-janji bohong selama ini, kami butuh realisasi perbaikan, bukan hanya omong-omong. Sudah beberapa kali pergantian bupati di Simalungun, jalan ini tak tersentuh perbaikan,” teriak warga lainnya.
” Selama kurang lebih 18 tahun jalan kami ini tidak pernah mendapat perbaikan, kecuali hanya sekedar tambal sulam jelang acara Hapsak 1 Oktober di Bandarbetsy. Kami minta dan mohon, tolonglah penderitaan kami ini segera diakhiri, lakukan perbaikan jalan sekarang juga,” cetus pengunjuk rasa dari kaum ibu.
” Kami sudah cukup menderita akibat kerusakan jalan ini. Pak bupati, dimana hati nurani mu..? Tolonglah pak, perbaiki jalan kami ini,” ucap kaum ibu lainnya menimpali.
Meski diikuti ratusan warga, namun aksi turun ke jalan itu berlangsung damai, tertib aman dan lancar. Aksi ini juga mendapat pengamanan dari pihak kepolisian setempat.

Mengakhiri aksi damai tersebut, kordinator aksi membacakan setidaknya ada 4 tuntutan masyarakat, pertama masyarakat meminta pengaspalan baru dimulai dari depan Masjid Dolok Ilir sampai Laras. Kedua pengaspalan jalan dari Simpang Mangga sampai Tugu Sujono. Ketiga, masyarakat menolak angkutan yang melebihi kapasitas melintas di sepanjang jalan Kec. Bandar Huluan dan Kec. Dolok Batunanggar.
Setelah beberapa jam menjalankan aksinya, akhirnya dua perwakilan pemerintah Camat Bandar Huluan Akbar Putra Siregar dan Camat Dolok Batunanggar, Supardi datang menghampiri pengunjuk rasa. Kedua camat berjanji akan menyampaikan aspirasi masyarakat kepada pimpinan atasan.
Setelah mendapat penjelasan dari perwakilan pemerintah tersebut, secara berangsur para pengunjuk rasa membubarkan diri dengan damai. Mereka mewanti-wanti, bila aspirasinya tidak menjadi perhatian bagi pemerintah, maka akan menurunkan massa kembali turun ke jalan dengan jumlah yang lebih besar lagi.(a27).