TOBA (Waspada): Sebanyak 51 anak-anak Parsadaan Situmorang Sipitu Ama (Boru, Bere dan Ibebere) Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba mengikuti Pembelajaran Mengenal Warna Khas Batak Toba Terkait Karakter Pancasila, di Desa Sibuea, Kec.Laguboti, Kab Toba, Minggu, (7/5).
Hadir sebagai pemberi materi, Bvr. Theresnaria Yuliatur Situmorang, S.Psi.,M.Psi yang kesehariannya bekerja sebagai Dosen Psikologi di Sekolah Tinggi Bibelvrouw Huria Kristen Batak Protestan (STB HKBP) Laguboti.
Bvr. Theresnaria hadir dengan rasa cintanya kepada anak-anak dan memberikan pengenalan makna dari warna hitam, merah dan putih sebagai warna khas Batak Toba yang sudah diwariskan oleh nenek moyang suku Batak Toba.
“Warna hitam menyimbolkan karakter kepemimpinan suku Batak Toba yang tangguh juga berwibawa (marsahala). Hal kepemimpinan tersebut sejak dahulu sudah ada serta terlihat jelas dalam kehidupan kekeluargaan bangso Batak. Anak sulung dalam keluarga Batak biasanya dididik lebih keras serta tegas agar dapat menjadi pemimpin bagi adik-adiknya,” ujarnya.
Ditambahkannya, warna merah menyimbolkan karakter keberanian serta kekuatan nenek moyang orang Batak dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan, termasuk berani berjuang mengusir penjajah dari Pertiwi seperti yang telah dilakukan oleh Pahlawan nasional suku Batak, Sisingamangaraja XII.
“Merah juga mengisyaratkan warna darah. Bagi orang Batak Toba ada istilah ‘manghuling mudar’ yang pengertiannya mengisyaratkan solidaritas kekerabatan, sedangkan warna putih menyimbolkan karakter kesucian hati dan pikiran yang diwujudkan dalam perilaku jujur, sehingga orang Batak Toba dikenal berbicara apa adanya serta suka berterus terang,” imbuhnya.
Pemahaman ketiga warna Batak Toba itu dikaitkan dengan Pendidikan Karakter Pancasila yang sedang digalakkan oleh pemerintah melalui Kemendikbud Ristek Indonesia. Hubungan warna hitam yang mencerminkan karakter kepemimpinan suku Batak Toba dengan Pancasila adalah kepemimpinan yang didasari sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa, yang simbolnya bintang dengan dasar warna hitam.
Kaitan warna merah yang mencerminkan karakter keberanian serta kekuatan nenek moyang Batak Toba dengan pengamalan Pancasila, adalah sejak dahulu hingga kini orang Batak Toba mewarisi sikap solidaritas terhadap sesama manusia sebagai wujud dari sila kedua, disimbolkan rantai yang tak putus dengan dasar warna merah. Juga mewarisi keberanian serta kekuatan untuk mengungkapkan dan menyatakan pendapat dalam Permusyawaratan sebagai sila keempat yang disimbolkan kepala banteng dengan dasar warna merah.
Putih mencerminkan karakter kesucian. menurut suku Batak Toba berkaitan erat dengan sila ketiga disimbolkan pohon beringin dan sila kelima disimbolkan padi dan kapas dengan warna dasar putih. Nenek moyang suku Batak Toba telah mewariskan sikap yang suci dalam menjaga persatuan dan kesatuan serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Bvr. Theresnaria Yuliatur Situmorang juga memberikan hadiah kepada seluruh peserta berupa buku kecil ukuran tinggi 7 cm dan lebar 5 cm.
“Tinggi 7 cm ini menyimbolkan hubungan vertikal terkait keimanan individu dalam ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa atau biasa disebut keilahian, sedangkan lebar 5 cm menyimbolkan hubungan horizontal terhadap sesama manusia mesti Pancasilais,” terangnya sembari membagikan buku tersebut.
Tak hanya sendiri, Bvr. Theresnaria juga dibantu empat belas mahasiswa STB HKBP untuk melatih peserta agar lebih mudah memahami dan mengamalkan Pancasila. Salah satu metode yang mereka gunakan adalah melalui permainan tradisional untuk peserta usia TK hingga SD.
Yang lebih spesial lagi, peserta didik tingkat SMP dan SMA diberikan pelatihan prakarya menjalin benang tiga warna khas Batak menjadi gelang di tangan. Produk gelang tersebut kemudian dibalutkan ke tangan masing-masing juga kepada peserta TK dan SD.
Di akhir kegiatan, Bvr. Theresnaria membagikan cemilan berupa cake coklat Van Houten buatan tangannya dan botol minum kepada para peserta. Tak luput, dia juga menasihati anak-anak agar menjaga diri masing-masing dan tidak mengkonsumsi jajanan sembarang.
Mewakili BPH Sipituama Kec Laguboti, A Sophia Sitohang dalam kata sambutannya mengucapkan terima kasih kepada Bvr. Theresnaria Yuliatur Situmorang yang telah memprakarsai pembelajaran melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM).
“Melalui pembelajaran mengenal warna khas Batak Toba terkait karakter Pancasila ini, anak Pomparan Ompu Tuan Situmorang Sipitu Ama telah maju selangkah karena mendapatkan pelajaran baru yang belum pernah didapatkan di sekolah maupun keluarga mereka,” tukas A Sophia Sitohang.
“Kami selalu orangtua berharap, ke depan anak-anak kita ini akan menjadi generasi emas, generasi Batak yang beradat dan menjadi anak Indonesia yang Pancasilais,” imbuh A Sophia Sitohang.
Turut hadir pomparan Ompu Tuan Situmorang sipituama A. Risa Siringoringo (Ketua BPH Sipituama Laguboti), A. Gaby Situmorang, A. Joel Situmorang, A. Angel Situmorang, A. Berlian Pangaribuan, A. Citra Simatupang, A. Glorya Hutapea. (rg)
Keterangan foto: Kolase kegiatan Pembelajaran Mengenal Warna Khas Batak Toba Terkait Karakter Pancasila, di desa Desa Sibuea, Kec.Laguboti, Kab Toba, yang diprakarsai Bvr. Theresnaria Yuliatur Situmorang, S.Psi.,M.Psi, Minggu (7/5). Waspada/Ist
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.