SEIRAMPAH (Waspada): Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Serdangbedagai (Sergai) membantu 21 orang pekerja migran Indonesia (PMI) asal Malaysia untuk kembali ke kampung halaman masing-masing yang sebelumnya terdampar di Perairan Deda Bagankuala Kec. Tanjungberingin Kab. Sergai.
Kapolres Sergai, AKBP Oxy Yudha Pratesta melalui Kasat Reskrim AKP Made Yoga Mahendra didampingi Kanit PPA Ipda Brimen Sihotang, Selasa (13/6) di Polres Sergai di Seirampah mengungkapkan, para PMI asal Malaysia tersebut sebelumnya diturunkan kapal tidak dikenal di perairan Pantai Bedagai, Kec. Tanjung Beringin, Sergai, Senin (12/6) dini hari.
Setelah mendapat informasi lanjut Kasat Reskrim, pihaknya bersama Kanit PPA, dan Kanit Reskrim Polsek Tanjung Neringin, Ipda R Helmi langsung menindaklanjuti laporan warga dan melakukan penyelidikan.
Dari 75 orang PMI asal Malaysia yang sebelumnya dalam satu kapal papar Kasat Reskrim, diturunkan di perairan Pantai Bedagai, setelah di darat ternyata telah berpencar diangkut truk tujuan Medan.
“Kami berhasil mengamankan 20 orang pekerja migran, 1 orang anak-anak, dan 4 orang sopir berikut mobil yang digunakan membawa dan menjemput para PMI tersebut, selanjutnya para PMI ini kita bawa ke Mapolres Sergai,” terang AKP Made Yoga.
Menurut Kasat Reskrim, berdasarkan hasil pemeriksaan, para PMI ini sebelumnya bekerja di Malaysia, namun masuk ke Malaysia tidak melalui agen penyalur resmi, melainkan menggunakan paspor pelancong.
“Karena adanya kebijakan pemerintah Malaysia merazia pekerja migran ilegal, mereka bermaksud pulang ke Indonesia, dan direncanakan tujuan Dumai, namun karena situasi penjagaan yang ketat, kapal menurunkan seluruh PMI beserta barang-barangnya di perairan Pantai Bedagai”, sebut AKP Made Yoga.
Berhubung Kapal tidak berlabuh di tepi kata Kasat Reskrim, melainkan masih di perairan, sehingga banyak barang para PMI yang hilang, dan mereka harus berjalan di air menuju daratan.
Setelah melalui proses penyelidikan ujar Kasat Reskrim, pihaknya memutuskan membantu memfasilitasi para PMI ini untuk kembali ke daerah masing-masing, mengingat mereka merupakan korban yang telah terlantar dan kehilangan dokumen, serta uang yang ada di dalam tas koper yang dilemparkan dari kapal ke perairan Pantai Bedagai, sedangkan pengemudi berikut kendaraan yang diamankan akan diserahkan ke pihak imigrasi.
Jika uangnya tidak cukup untuk ongkos bus atau tidak punya uang sebut Kasat Reskrim, pihaknya memberikan bantuan membelikan tiket bus, biaya makan diperjalanan, dan mengantarkan para PMI ke loket bus angkutan umum hingga mereka bisa diberangkatkan untuk kembali ke keluarga masing-masing yang berada dibeberapa provinsi berbeda seperti, Aceh, Sumatera Barat, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, NTT, NTB, dan Sulawesi Tenggara.
Terpisah, salah seorang PMI, La Juang ,44, asal Bau-Bau Provinsi Sulawesi Tenggara didampingi Ahmad Jurati ,42, PMI asal Kab.Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengaku, mereka berangkat dari Pelabuhan Selangor Malaysia dan dijanjikan akan diantar ke Pelabuhan Dumai, Riau menggunakan kapal besar dengan ongkos Rp5 juta per orang.
Nyatanya keluhnya, mereka naik kapal nelayan bersama 75 penumpang dari berbagai daerah ditambah 4 anak buah kapal (ABK).
Dengan kapal yang sarat penumpang dan hanya beberapa jengkal dari permukaan air laut sebut La Juang, mereka berlayar satu hari dua malam diterjang badai, banyak koper dan tas milik para PMI terpaksa dibuang tekong (Nakhoda) dan ABK ke tengah laut dengan dalih supaya bobot kapal berkurang.
“Padahal, di dalam koper atau tas milik beberapa penumpang, ada KTP/Passport, uang, dan surat-surat penting lainnya Kami tak berani mencegah karena takut”, ucap La Juang.
Setelah tekong berkomunikasi dengan rekannya yang ada di daratan imbuhnya, mereka yang semula mau turun di Dumai berubah, dan akan berlabuh di Batubara atau Tanjung Balai.
” Namun karena ketatnya penjagaan di tiga pelabuhan itu, akhirnya kami diturunkan di perairan Bagankuala, Bedagai, semula kami mengira diturunkan di Batubara, malam itu kami disuruh turun ke dalam laut dengan kedalaman sepinggang orang dewasa karena kapal tak bisa merapat”, jelas La Juang seraya mengucapkan terima kasih kepada pihak Polres Sergai yang telah memfasilitasi kepulangan mereka ke kampung halaman. (a15/cmw)