Petani Di Langkat Galau, Harga Penjualan TBS Terus Menurun

  • Bagikan

LANGKAT (Waspada): Petani kelapa sawit di Kab. Langkat galau karena harga TBS (tandan buah segar) kelapa sawit terus mengalami penurunan signifikan sejak pemerintah mengeluarkan larangan eskport crude palm oil (CPO).

Harga TBS di tingkat agen yang sebelumnya sempat menembus harga mencapai Rp3.050 per kilogram, kini dalam dua pekan terakhir terus mengalami penurunan cukup tajam, yakni mencapai lebih dari Rp1.000/Kg.

Pantauan Waspada, Rabu (11/5), salah dari seorang petani, Edi, menjual hasil panen buah kelapa sawit miliknya kepada agen dengan harga Rp1.750 per kilogram. Petani kecil itu hanya bisa pasrah mengadapi kenyataan ini.

“Kita hanya bisa berharap harga TBS tidak terus turun,” kata petani itu dengan nada pasrah menghadapi penurunan harga bahan baku minyak goreng di tengah meroketnya harga pupuk kimia dan racun rumput.

Larangan eksport CPO ternyata tidak serta merta membuat harga minyak goreng di pasar turun. Terbukti, harga minyak goreng kemasan ukuran 2 liter di sejumlah ritel masih dibandrol Rp52.000 dan harga eceran minyak goreng curah juga masih tinggi, yakni Rp16.000/Kg.

Mestinya, dengan adanya larangan eskport CPO, hasil produksi minyak goreng dalam negeri meningkat sehingga harga pasar bisa stabil. Tapi, faktanya, kebjiakan larangan eskport tidak efektif mengatasi gejolak harga.

Masyarakat, khususnya dari kalangan strata menengah bawah merasa sangat terpukul dengan tingginya harga bahan pokok minyak goreng. Mereka mendesak, pemerintah lewat Bulog segera melakukan operasi pasar. (a10)

Teks Foto: AGEN sawit menimbang hasil panen buah kelapa sawit milik petani. Waspada/Asrirrais

  • Bagikan