Penggiat Lingkungan Sumut, terdiri dari pengurus dan anggota Forum DAS, MKTI, HITI, PERWAKU, Klinik Reboisasi, dan Himpunan Perempuan Medan (HPM) beserta Pemkab Deli Serdang melakukan rehabilitasi lahan pasca longsor di Dusun Juma Lau Deli Serdang. Waspada/Ist
DELISERDANG (Waspada): Penggiat Lingkungan Sumatera Utara beserta Pemkab Deliserdang berkolaborasi melakukan rehabilitasi lahan pasca longsor di Desa Rumah Kinangkung, Kec. Sibolangit Kab. Deliserdang, Selasa (28/6).
Penggiat Lingkungan Sumut terdiri atas pengurus dan anggota Forum DAS, MKTI, HITI, PERWAKU, Klinik Reboisasi, dan Himpunan Perempuan Medan (HPM). Sedangkan Pemkab Deliserdang terdiri atas Kepala dan Staf BPBD, DLH, Dinas Pertanian, Komisi Penyuluhan, Pemerintah Kecamatan Sibolangit, Pemerintahan Desa Rumah Kiangkung.
“Seperti diketahui pada November 2021 Desa Rumah Kinangkung, tepatnya di Dusun Juma Lau, tertimpa longsoran dari bukit bantaran jalan yang mengakibatkan korban jiwa 1 orang ibu rumah tangga berikut rumah tinggalnya serta 1 bangunan rumah ibadah tertimbun longsoran.
Selain diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi pada saat itu, tanah di lereng bukit yang terjal di kanan kiri jalan menuju desa ini memang rentan longsor karena pohon penyangga dan penguat bantaran tebing sudah berkurang,” jelas Prof Rauf yang juga Wakil Ketua Forum DAS Sumut ini.
“Untuk itulah, pada kesempatan kegiatan rehabilitasi ini kita menanam pohon penguat bantaran tebing sekaligus pohon produktif yang terdiri dari pohon matoa, simpur, jamblang, aren, durian dan asam gelugur,” tambah Prof. Abdul Rauf dalam sambutan dan arahannya pada pembukaan kegiatan ini.
“Acara ini sebagai tindak lanjut dari permintaan komunitas Klinik Reboisasi yang berkomitmen akan melanjutkan kegiatan rehabilitasi ini dengan sasaran kawasan pasca longsor dan rawan longsor susulan dengan penerapan konsep Agroforestry.
Dengan begitu, lahan dapat terehabilitasi dan terjaga dari bencana hidrometeorologi di satu sisi dan memberikan produk bernilai ekonomi di sisi lain. Klinik Reboisasi siap mengawal dan melaksanakan rehabilitasi secara keberlanjutan bersama warga setempat hingga kegiatan ini berhasil guna nantinya,” timpal Herry Pane selaku Ketua Komunitas Kinik Reboisasi Sumut.
Kegiatan penanaman perdana yang diikuti sekira 75 orang ini dilakukan secara sukarela dari para peserta yang hadir seperti bibit pohon matoa, simpur, jamblang dan asam gelugur berasal dari Kebun Bibit Desa Pondok Miri Asri Binaan Forum DAS Sumatera Utara; bibit Durian dan Aren dari CV Tani Mas dan CV Tani Alam Lestari binaan Pak N Akelaras dan Pak Wadja Gurusinga, Bibit Pulai dan Cingkam dari Pak Samuel S.
Kepala BPBD Deliserdang, Drs Zainal Abidin Hutagalung MAP menyebutkan, kegiatan hari ini sangat tepat mengingat lokasi ini merupakan tempat bersejarah, lokasi berkembangannya Kesultanan Deli ditandai dengan adanya makam H. Idris yang dikeramatkan merupakan leluhur penyebar agama dan budaya Islam di daerah ini.
“Buat kami kegiatan ini merupakan lanjutan dari posko kami saat longsor terjadi dan sekaligus sebagai apresiasi dalam rangka memeringati Hari Penanggulangan Degradasi Lahan dan Kekeringan Sedunia 2022 sekaligus menyambut Hari Ulang Tahun Kabupaten Deli Serdang, 1 Juli 2022,” jelasnya.
Pembina HPM, Hj. Dewi Budiati Teruna Jasa Said mengatakan, siap berkolaborasi dengan siapa pun terutama dengan Forum DAS Sumatera Utara dan Penggiat Lingkungan dengan mengerahkan emak-emak Kota Medan dan sekitarnya untuk turut peduli lingkungan.

Camat Sibolangit, Febri E Gurusinga memberikan apresiasi yang tinggi pada kegiatan ini dan sangat setuju dengan rencana kegiatan yang tidak hanya sampai disini saja, tapi akan dilakukan secara berkelanjutan.
“Kami siap mendukung kegiatan yang akan dilanjutkan oleh Klinik Reboisasi dan Penggiat Lingkungan lainnya untuk merehabilitasi lahan pasca longsor ini,” sambung Camat Sibolangit sebelum membuka kegiatan secara resmi.
Sebelum dilakukan penanaman secara simbolis, Prof. Abdul Rauf yang juga Guru Besar USU ini menjelaskan, kawasan ini merupakan kawasan hulu DAS Deli dan kawasan Imbuhan Mata Air PDAM Tirtanadi di Sibolangit. Jika kawasan ini rusak dan tidak segera kita pulihkan maka kerentanan sumber air bersih di Kota Medan dan sekitarnya akan semakin serius.
“Oleh sebab itu bagi warga Medan dan sekitarnya sangat berkepentingan dalam melestarikan kawasan ini agar terhindar dari bencana kelangkaan air bersih di masa mendatang,” pungkas Prof. Rauf.