LABUHANRUKU (Waspada): Pengelolaan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtatanjung tidak menguntungkan, hingga kini menjadi sorotan. Sebab dari satu PDAM ini dulunya bisa memperoleh keuntungan, setelah dipotong biaya operasional dan gaji karyawan.
Belum lagi unit lainnya yang tersebar di wilayah Kabupaten Batubara meliputi Indrapura, Lima Puluh, Pagurawan dan lainnya.
“Ini tidak mungkin. Bagaimana pengelolaan manajemennya. Sebab unit
Talawi yang kini bagian dari pengelolaan PDAM Tirtatanjung jumlah tagihan dulunya tetap lebih, setelah dipotong operasional dan gaji karyawan. Artinya tetap ada untungkan,” tukas Ketua Fraksi Nurani Karya Bangsa DPRD Kabupaten Batubara Usman yang juga Ketua DPC Hanura kepada Waspada, Sabtu (3/9) menanggapi pengelolaan PDAM Tirtatanjung melalui penjualan air bersih tidak menguntungkan.
Sebab semasa penyerahan aset perusahaan air minum dari Asahan ke Batubara dirinya selaku Ketua Pansus peralihan PDAM, sehingga mengetahui secara jelas keuntungan diperoleh perusahaan plat merah milik daerah itu dalam menjual air bersih.
Usman mengaku lupa jumlah perolehan keuntungan melalui tagihan air bersih pelanggan tersebut, namun setahunya masih untung.

Ketua Bappemperda DPRD Kabupaten Batubara ini juga menekankan pihak manajemen PDAM Tirtatanjung wajib membayar gaji karyawan yang sempat belum terbayarkan dan tagihan lainnya yang sempat tertunggak demi kelangsungan perusahaan.
Selain itu untuk mengembalikan penagihan air bersih di tiap unit atau ranting PDAM dalam upaya memudahkan masyarakat pelanggan membayar kewajiban air bersih maupun melakukan pengawasan.
Diketahui PDAM Tirtatanjung di bawah Direktur Hafizullah ini tidak menguntungkan, setelah diaudit oleh tim Inspektorat Kabupaten Batubara di bawah pimpinan Inspektur Attaruddin.
Dalam rangkaian audit manajemen keuangan dilakukan, perusahaan tak menguntungkan selama kepemimpinannya.(a.18)
Ket gambar utama : USMAN Ketua Fraksi Nurani Karya Bangsa DPRD Kabupaten Batubara yang juga Ketua DPC Hanura/Bappemperda dan mantan Ketua Pansus Peralihan PDAM dari Asahan ke Batubara. Waspada/Iwan Has