BALIGE (Waspada): Wakil Bupati Kab.Toba, Tonny Simanjuntak, membuka Rapat Kordinasi (Rakor) evaluasi pendampingan keluarga beresiko stunting (gangguan pertumbuhan anak) dalam upaya percepatan punurunan Stunting di daerah itu, Jumat (15/12) di Aula Kantor Camat Laguboti.
Rakor ini, dihadiri oleh kader pendampingan keluarga beresiko stunting dari 5 kecamatan yakni, Kec. Balige, Laguboti, Sigumpar, Uluan dan Porsea.
Dalam arahan, Tonny Simanjuntak mengatakan bahwa, salah satu penyebab tingginya angka stunting di Kab. Toba berasal dari sistem pendataan yang tidak update.
“Jadi ada juga kasus di desa, saat anak ini berusia 2 tahun dia stunting. Tetapi setelah dua atau tiga tahun kemudian anak ini sudah sehat, sudah gemuk, tetapi tidak dikeluarkan dari data stunting. Jadi ini juga tugas bapak dan ibu para kader,” tandas Tony.
Selain itu, lanjut dia, di beberapa daerah masih terdapat edukasi yang kurang maksimal terhadap masyarakat. Sehingga ada beberapa keluarga terutama kaum ibu yang tidak menerima jika anaknya disebut stunting.
“Rapat evaluasi ini adalah kegiatan rutin. Namun ini adalah masalah besar. Masih banyak ibu-ibu malu kalau anaknya dibilang stunting. Ini perlu edukasi,” paparnya.
Untuk mengatasi persoalan-persoalan tersebut, Tonny meminta sinergitas yang maksimal dari semua pihak, termasuk Dinas Kesehatan, IDI, IBI dan lembaga lainnya. “Jadi Pak Kadis, mohon sinergi dengan dinas-dinas terkait. Intinya pekerjaan ini soal hati dan bagaimana bapak-ibu semua dapat bersinergi,” tambah Tonny.
Sedangkan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kab. Toba, Juliwan Hutapea mengatakan, bahwa rapat koordinasi ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas tim pendamping keluarga beresiko stunting.
“Tujuan rapat koordinasi ini adalah untuk meningkatkan kapasitas tim pendamping keluarga dalam mendampingi keluarga resiko stunting di Kabupaten Toba,” kata Juliwan.(a08)