TELUKDALAM, Nisel (Waspada): Penanganan jalan yang putus akibat terjangan banjir Sungai Gomo di Desa Hilianaa Kecamatan Gomo, Kabupaten Nias Selatan pada Minggu (15/10) bulan lalu dinilai lamban.
Bahkan akibat cuaca hujan yang terus berlangsung di wilayah Kabupaten Nias Selatan, longsor tebing sungai semakin bertambah dan sudah sangat mengancam beberapa rumah warga Desa Hilianaa, Kecamatan Gomo.
Akibatnya, jalan penghubung satu satunya warga dari 12 desa di Kecamatan Boronadu ke Kecamatan Gomo dan ibu kota Kabupaten Nias Selatan, Telukdalam semakin terisolir.
Pantauan wartawan di lapangan Kamis (9/11), jelang sebulan, jalan yang longsor di Desa Hilianaa Gomo, proses perbaikan dari pemerintah masih belum ada.

Masyarakat setempat bersama simpatisan dengan swadaya melakukan gotong royong untuk membuat jalan darurat dengan alat seadanya agar warga bisa melewati jalan yang terputus tersebut.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nias Selatan, Aroziduhu Maduwu, S.Pd ketika dikonfirmasi Waspada, Kamis (9/11) di kantornya menyampaikan anggaran penanganan akses jalan yang menghubungkan 12 desa di Kecamatan Boronadu menuju Kecamatan Gomo yang longsor akibat diterjang arus Sungai Gomo beberapa minggu yang lalu akan ditampung dari Biaya Tidak Terduga (BTT) pada APBD TA 2023 Provinsi Sumatera Utara sebesar Rp2,4 miliar.
“Benar bang, anggaran 2,4 miliar rupiah sudah ditetapkan pada hari Selasa (7/11) kemarin , bersama Sekda Pemprovsu, Kadis PUPR Sumut, BPBD Sumut serta UPTD PUPR Gunungsitoli dan BPBD Kabupaten Nias, bahwa penanganan bencana alam tersebut yang terjadi di Desa Hilianaa Gomo beberapa minggu yang lalu, sumber dananya dari Biaya Tak Terduga (BTT) APBD Pemprovsu 2023, dan telah ditetapkan tinggal menunggu di tandatangani oleh PJ.Gubernur Sumatera Utara,” ujar Aroziduhu Maduwu.
Aroziduhu mengimbau agar masyarakat setempat bersabar, karena dalam beberapa hari ke depan setelah ditandatangani oleh Pj. Gubernur Sumut, maka pekerjaan akan dimulai.
Dia menjelaskan pelaksanaan pekerjaan dilapangan nantinya ditangani oleh PUPR Sumut melalui UPTD Gunungsitoli dibantu oleh BPBD Kabupaten Nias Selatan.
Sementara Kepala UPT Dinas PUPR Gunungsitoli, Rizak Taruna Zega, ST, MT yang dikonfirmasi, Jumat (10/11) mengungkapkan pihaknya akan segera menangani area tersebut.
Menurut Rizak, selama ini proses pengadaan anggaran dari dana BTT agak alot. “Alhamdulillah dananya sudah ada, tinggal menunggu SK Gubernur untuk mulai melaksanakan kegiatannya,” ujarnya.
Dia menambahkan perlu juga diketahui yang menjadi tanggung jawab UPT PUPR adalah Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Gomo. Sedangkan penanganan badan jalan wewenang Pemkab Nias Selatan.
Ditanya kegiatan untuk penanganan Sungai Gomo yang akan dilaksanakan, Rizak menyebutkan diantaranya normalisasi sungai dan pemasangan bronjong.
Didesak kepastian dimulai kegiatan penanganan lokasi longsor, Rizak belum bisa memprediksi.” Yang pasti kalau sudah ditandatangani Pj. Gubsu langsung dilakukan tender dengan proses cepat karena hal ini penanganan darurat,” tegas Rizak.

Sedangkan Kepala Desa Hilianaa, Yurmin Telaumbanua saat dikonfirmasi Waspada, Kamis (9/11) mengaku senang anggaran penanganan jalan yang terputus sudah mulai ada titik terang.
“Ini suatu kabar gembira, bahwa pemerintah mendengar dan merespon jeritan masyarakat, kita tau sejak terputus akses jalan tersebut warga banyak mengalami kesulitan serta membuat roda perekonomian terganggu. Terlebih harga kebutuhan sembako mengalami lonjakan,” ujar Yurmin.
Yurmin menambahkan, beberapa hari terakhir ini curah hujan cukup tinggi di Kabupaten Nias Selatan, jalan alternatif yang telah dibangun dengan swadaya masyarakat selama ini dekat bantaran sungai, telah hanyut terbawa arus sungai.
Kades berharap kiranya dapat segera ditangani proses perbaikan jalan ini, mengingat akses jalan ini satu-satunya penghubung Kecamatan Boronadu dan Kecamatan Gomo. Apalagi dalam beberapa hari terakhir curah hujan di Kepulauan Nias cukup tinggi. (a26/chbg)