Pemprov Akan Revitalisasi Pesanggarahan Kotanopan

  • Bagikan

MADINA (Waspada) – Rencana Revitalisasi Pesanggaran Kotanopan, Sumatera Utara yang menjadi skala prioritas pembahasan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dinilai merupakan salah satu ikhtiar dan kemauan luhur (political will) bersama Pemerintah beserta komponen kemasyarakatan untuk meneguhkan kembali nilai-nilai kebangsaan.

Juga dapat berdampak signifikan bagi penguatan nilai kepeloporan (heroisme), kejuangan (patriotisme) dan kesejarahan (historis) sekaligus juga wujud nasionalisme dalam rangka memupuk dan menumbuh kembangkan kesadaran publik terhadap sejarah perjuangan para “founthing father” Republik Indonesia khususnya Ir.Soekarno di tanah Mandailing

Penegasan ini disampaikan Sekretaris Dewan Pakar MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Madina, Moechtar Nasution dalam diskusi kecil menyikapi rencana revitalisasi Pesanggaran Kotanopan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, (Sabtu, 15/01) bertempat di Sekretariat MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Madina Jln Willem Iskander Pidoli Dolok Kecamatan Panyabungan

“Presiden Soekarno dalam lawatannya di Daerah Tapanuli pada tahun 1948 diawal awal kemerdekaan pernah singgah dan berkunjung ke Kotanopan untuk menghadiri rapat raksasa guna menyemangati masyarakat dalam mempertahankan kemerdekaan, Kotanopan juga pernah menyimpan segudang sejarah pergerakan melawan penjajah” sebut Moechtar yang merupakan alumni Program Studi Sejarah UNIMED ini

Moechtar mengungkapkan gegap gempita dan pekikan merdeka membahana di seluruh Kotanopan untuk menyambut kedatangan Ir Soekarno

“Sebagai bentuk kecintaan terhadap negara yang baru saja memproklamirkan kemerdekaannya, ribuan masyarakat tumpah ruah memadati jalanan yang datang dari seluruh penjuru untuk melihat dan mendengarkan pidato Presiden Soekarno yang dengan lantang membakar semangat masyarakat dalam rapat raksasa di Kotanopan tersebut dengan orasi kemerdekaan” imbuhnya

Soekarno berpidato diteras Pesanggarahan Kotanopan sebutnya, supaya terlihat oleh kerumunan ribuan masyarakat yang sudah menunggunya karena letak terasnya ini pada posisi yang tinggi setelah melewati lebih kurang 10 anak tangga

“Peristiwa ini terjadi tanggal 16 Juni 1948 dan akan selamanya tetap menjadi memory kolektif masyarakat yang tidak akan pernah hapus ” tukasnya karena tempat bersejarah peristiwanya masih ada dan terpelihara dengan baik

Pelestarian warisan sejarah ini seperti Pesanggaran Kotanopan ini dalam pandangan Moechtar menjadi urgen dan vital dalam transformasi zaman ditengah revolusi industri 4.0 dan juga Society 5.0 sebagai bagian dari penguatan kepribadian dan identitas bangsa dan menjadi referensi ilmu pengetahuan dan sains terutama sejarah bagi generasi muda

Keuntungan yang lain sebut Moechtar yang juga ASN di Pemkab Madina, dinilai Pesanggarahan ini bisa menjadi destinasi wisata sejarah yang baru dan bisa berpeluang untuk dijadikan sebagai “historical heritage” yang jika dikelola secara profesional akan mendatangkan keuntungan bagi UKMK dan masyarakat sekitar karena daerah sekitar Pesanggarahan tersebut menurutnya dikelilingi situs bersejarah lainnya seperti Tugu Perintis Kemerdekaan, Tugu Pahlawan, Tiang Bendera di Pasar Kotanopan yang dibangun tahun 1945, dan SDN 01 Kotanopan yang tetap utuh dengan bangunan kolonialnya

“Harapan kita dari Dewan Pakar PP Madina agar kiranya Pemkab Madina segera menginisiasi lahirnya Perda tentang Cagar Budaya sebagai upaya proteksi terhadap peninggalan bersejarah yang ada di Madina dalam rangka menjaga dan melestarikan nilai, tradisi,budaya dan sejarah kita” paparnya

Moechtar memberikan apresiasi positif atas langkah Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang menggandeng Beranda Warisan Sumatera (BWS), sebuah organisasi nirlaba yang memiliki misi berupa menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya pelestarian warisan budaya

“Pemprovsu sangat profesional dalam hal ini dengan melibatkan pihak yang mengerti tentang sejarah dan budaya, jadi ada perpaduan untuk mendapatkan hasil yang maksimal tentunya ” sebutnya

Seperti yang diketahui, baru-baru ini Jumat (14/01) dilaksanakan rapat kajian cagar budaya Mess Pemprovsu bersama BWS dengan kesimpulan akan melakukan revitalisasi tiga peninggalan sejarah Pesanggarahan yang pernah disinggahi atau didiami Presiden Soekarno yakni di Kotanopan, Parapat dan Berastagi. (Cah)

  • Bagikan