DOLOKSANGGUL (Waspada): Mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan, Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) berkomitmen mengembangkan pertanaman jagung di daerah itu. Hal tersebut disampaikan bupati Humbahas melalui Kadis Kominfo Humbahas, Batara Siregar kepada wartawan, di Doloksanggul, Kamis (23/11).
Katanya, sebagai komitmen perwujudan ketapang, Pemkab Humbahas dan PT. Indofood Fortuna Makmur telah menandatangani kerjasama kemitraan agribisnis di Hotel Sentral Cawang Jakarta Timur, Selasa (20/11) kemarin.
Batara menjelaskan, disektor ketahanan pangan, Kabupaten Humbahas pada tahun 2021 dan 2022 rata-rata produksi jagung per hektar adalah yang tertinggi di Sumut. Artinya, dari sisi produksi, Humbahas berpotensi besar menjadi lumbung jagung.
Katanya, pengembangan pertanaman jagung menjadi solusi terhadap permasalahan agribisnis terfokus dengan pengembangan ekosistem hulu hilir yang terintegrasi melalui kemitraan berbasis digital bersama mitra bisnis.
Selanjutnya, sambung Batara, usai penandatanganan kerjasama kemitraan agribisnis, dilaksanakan Workshop Integrasi Kemitraan Stakeholder menuju Model Bisnis Closed Loop.
Kemudian penguatan kapasitas pengembangan Agribisnis dan Pemanfaatan Teknologi Digital, Program IPDMIP Tahun 2023 yang diselenggarakan oleh Ditjen Bina Pembangunan Daerah, Kementerian Dalam Negeri.
Sambung Batara, Dirjen Pembangunan Daerah Kemendagri, Restuardy Daud pada kesempatan itu memaparkan perlunya kesadaran akan pentingnya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang biasanya disebut ICT (Information and Communication Technology). Sebab, saat ini, ICT sudah bukan menjadi monopoli kalangan menengah atas atau pengusaha besar saja tetapi juga mulai tumbuh dikalangan usaha kecil dan kekuatan-kekuatan masyarakat lain salah satunya petani.
Dia menambahkan dasar pelaksanaan kegiatan pemanfaatan TIK pada Program IPDMIP yaitu untuk menawarkan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani di perdesaan, meningkatkan ketahanan pangan dan mendorong pembangunan ekonomi yang salah satunya dilakukan melalui pemanfaatan teknologi yang diimbangi dengan sistem pola kemitraan di sektor agribisnis yang dilandasi prinsip saling menguntungkan antara pemerintah, pengusaha, perbankan, petani dan pemangku kepentingan lainnya dalam satu rantai pasok terintegrasi. (cas)