P.SIDIMPUAN (Waspada) : Yayasan Raja Ranggar Laut Pulungan bersama Dinas Kehutanan sedang melakukan pemetaan areal untuk investasi karbon trade di kawasan hutan Koeria Siondop, Kecamatan Sias, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel).
“Luas lahan kawasan hutan Koeria Siondop yang akan dijadikan areal investasi karbon trade belum bisa dipastikan. Saat kita (yayasan) sedang melakukan pemetaan dengan Dinas Kehutanan,” kata Wakil Ketua Yayasan Raja Ranggar Laut Pulungan, Syukur Siregar, Rabu (19/2).
Syukur Siregar yang juga Selaku penanggung jawab teknis kerjasama investasi karbon trade dengan investor dari Qatar, menjelaskan pemetaan kawasan hutan Koeria Siondop tersebut merupakan tindak lanjut dari peninjauan lapangan bersama Investor, keturunan Raja Ranggar Laut Pulungan dan UPT KPH Wilayah X Padangsidimpuan, Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara.
“Pemetaan ini sangat penting, selain sebagai salah satu syarat kerjasama, juga untuk memastikan areal yang akan dijadikan kawasan investasi karbon trade sebab dari 1.300 hektar areal hutan Koeria Siondop, sudah banyak yang digarap masyarakat maupun pihak tertentu,” tuturnya.
Dalam kerjasama yang ditawarkan dengan pihak Investor, lanjut Syukur, termasuk mencakup lahan bekas yang dikelola masyarakat dijadikan hutan sosial.
“Masyarakat yang sudah mengelola lahan Koeria Siondop akan dibantu dalam mengelolanya terutama lahan yang kurang terurus,” sebutnya.
Perhutanan sosial, ucapnya merupakan program legal yang memberikan masyarakat kesempatan untuk mengelola hutan secara berkelanjutan dan memperoleh manfaat ekonomi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta untuk kelestarian lingkungan,
Untuk mematangkan kerjasama investasi karbon trade tersebut, Syukur bersama Abu Bakr Ahmed Nourain dari Consortium Group of Company Qatar dan keturunan Raja Ranggar Laut Pulungan, Natasha menemui Kadis Kehutanan Propinsi Sumatera Utara, Yuliani Siregar di Kantor Dinas Kehutanan Sumut tanggal 17 Februari 2025.
Dalam pertemuan itu, ucapnya, Dinas Kehutanan Sumut merespon positif rencana kerjasama dengan investor dari Consortium Group of Company Qatar untuk menjadikan kawasan hutan Koeria Siondop di daerah Kecamatan Siais, Tapanuli Selatan sebagai kawasan investasi karbon trade.
Selain bertemu dengan pihak Dinas Kehutanan Sumut, ungkapnya, pada hari yang sama, mereka juga menemui Deli Fitri Octavia Pulungan yang merupakan keluarga Sultan Deli.
“Tujuannya untuk membangun komunikasi positif dengan semua pihak,” katanya.
Ditanya tentang prospek investasi karbon trade tersebut, Syukur menegaskan sangat berpotensi mengingat pengelolaanya tidak merusak hutan.
“Manfaat karbon trade ini untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, meningkatkan kualitas udara, mendukung pembangunan berkelanjutan serta pengelolaan hutan berkelanjutan dan peluang ekonomi baru,” ungkapnya. (a39)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.