Scroll Untuk Membaca

Sumut

Pemerintah Jangan Tutup Mata, Kanal P. Brandan Dijadikan TPS

SAMPAH mengambang dan hanyut terbawa arus air laut di parit kanal P. Brandan, Kec. Babalan. Waspada/Asrirrais
SAMPAH mengambang dan hanyut terbawa arus air laut di parit kanal P. Brandan, Kec. Babalan. Waspada/Asrirrais

P. BRANDAN (Waspada): Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang kerab diperingati setiap tanggal 5 Juni ternyata tidak membawa pengaruh, baik bagi warga, termasuk aparat pemerintahan Kec. Babalan untuk menata lingkungan yang bersih dan asri.

Terbukti, wajah eks ‘kota minyak’ ini, terutama di aliran parit kanal yang membentang di Jalan Babalan, Jalan Taman Bunga, Jalan Sudirman, Jalan Jawa, Jalan Dempo, dan Jalan Kartini masih terlihat jorok dan sangat menggangu pandangan mata.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Pemerintah Jangan Tutup Mata, Kanal P. Brandan Dijadikan TPS

IKLAN

Pantauan Waspada.id, Jumat (21/7), air di kanal terlihat berwarna hitam dan menebar aroma busuk akibat banyaknya sampah, baik yang bersumber dari limbah rumah tangga maupun sampah dari pedagang yang dibuang ke kanal.

Segala macam sampah yang bertebaran di permukaan air sepertinya sudah menjadi pemandangan biasa. Kanal ini bak seperti ‘tong sampah raksasa’ karena sebagian warga seenaknya membuang sampah ke kanal.

Kanal bersejarah yang dibangun sejak zaman Belanda ini terlihat kumuh dan tak terawat dan bak seperti TPS (tempat pembuangan sampah). Kondisi sanitasi lingkungan yang buruk dan tidak sehat ini sudah berlangsung selama puluhan tahun.

Chairil Anwar, salah seorang warga lokal ditemui Waspada.id mengatakan, salah satu faktor yang membuat problematik sampah di parit kanal ini akibat kurang komitmen aparat pemerintahan setempat menjaga lingkungan.

“Sebagai pimpinan formal, harusnya memiliki konsep dalam hal penataan lingkungan yang asri dengan menggerakan partisipasi warga agar secara bersama-sama menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah ke kanal,” ukarnya.

Wakil Ketua PAC PDI Perjuangan Kec. Babalan itu mengaku, sampai sejauh ini ia belum melihat adanya konsistensi para pihak untuk merawat lingkungan. Adapun imbauan yang dilakukan ke masyarakat, menurut dia, tidak dilakukan secara intens dan berkelanjutan.

Padahal, kata Chairil, jika kanal peninggalan kolonial Belanda ini ditata dan ditertibkan dari pembuangan sampah, kanal ini bisa dijadikan objek wisata lokal. Ia mengaku sedih melihat kondisi kanal yang harusnya bisa menjadi ikon kota P. Brandan, tapi kondisinya kurang diperhatikan.

Charil meminta kepada para pihak terkait, terutama Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kab. Langkat untuk memperhatikan problematik lingkungan yang sudah sangat kronis ini. “Kami menunggu komitmen pihak terkait untuk menseterilkan kanal dari sampah,” tandasnya. (a10)

Baca juga:

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE