LANGKAT (Waspada): Kondisi infrastruktur jalan nasional di wilayah Kab. Langkat, mulai dari perbatasan Sumut – Aceh, hingga sampai ke Stabat, bertabur lubang, namun kurang mendapat perhatian dari Kementerian PUPR.
Pemerintah pusat lebih memprioritaskan pembangunan jalan tol ketimbang merawat jalan nasional. Terbukti, proses pembangunan jalan tol di Langkat terus dikebut, sementara kerusakan jalan nasional terkesan diabaikan.
Pantauan Waspada, Minggu (27/11), ruas jalan nasional di kawasan Bukit Tangga, Kec. Besitang, tak jauh dari Koramil 18, kondisinya sudah lama rusak parah. Permukaan aspal tampak turun dan ruas jalan bergelombang.
Sementara, di ruas jalan Kel. Tangkahandurian, Kec. Brandan Barat, kondisinya juga rusak parah. Lubang-ubang ukuran besar menghiasi ruas jalan, mulai dari depan kantor camat, hingga melewati tikungan depan kantor lurah.
Lubang berukuran tidak kecil dan relatif dalam ini berjajar di sisi kiri dari median jalan. Jika pengendara tidak awas saat melintas, tentu dapat mengundang bahaya kecelakaan vatal.
Kondisi infrastruktur yang cukup buruk juga terdapat di kawasan Terowongan, Kel. Alur Dua, Kec. Sei. Lepan. Aspal jalan di daerah ini kupak kapik. Di ruas jalan yang selalu padat kenderaan ini banyak terdapat lubang dengan ukuran besar.
Kerusakan lebih parah terdapat di Jalinsum Halaban Blok, Desa Halaban, Kec. Besitang dan di Desa Bukit Selamat, beberapa ratus meter dari SMK Maju. Ruas jalan ini sudah lama amblas, namun luput dari perhatian.
Sugito, salah seorang pengendara betor mengungkapkan kekecewaannya karena menimnya perhatian dari pemerintah pusat untuj memperbaiki kerusakan jalan nasional di Langkat yang sudah berlangsung lama.
Sejumlah pengendara dengan nada kecewa mempertanyakan kenapa jalan nasional ini kurang mendapat perhatian dari Kementerian PUPR, padahal jalan penghubung antar kedua provinsi ini termasuk sarana penghubung vital buat menggerak roda perekonomian.
Masyarakat Langkat berharap kepada Menteri PUPR agar mengalokasikan anggaran buat perbaikan jalan nasional di Langkat. Pusat diingatkan jangan hanya fokus mengurus bisnis jalan tol, sementara jalan nasional yang kondisinya kritis diabaikan. (a10)
Teks foto: SALAH satu lubang menganga di ruas jalan nasional di Kel. Tangkahan Durian, Kec. Brandan Barat, Kab. Langkat, berpotensi mengancam keselamatan para pengendara. Waspada/Asrirrais
Pembangunan seharusnya menitikberatkan pada masyarakat bawah, dan didahulukan untuk fungsi utama, seperti jalan raya yg tiap hari dilalui masyarakat, bukan gilak bangun jalan tol yg fungsinya untuk segelintir orang aja
Dampak dari pengerukan tanah timbun untuk menimbun jalan tol juga memberikan dampak kepada jalan yang dilalui truk yang membawa muatan tanah timbun seperti jalur Medan menuju arah sembahe, dimana mana lubang
Apa lagi yang lepas dari pajak pancur batu ke arah sembahe itu selalu macet dikarenakan jalanan berlobang
Mana pemerintah
Pemerintah mana
Apa kita masih punya pemimpin kah? kalau masih ada kok mereka gak ada fikirannya…
Bupati Langkat’a Mana ????
Oohhh Maaf d tangkap kemarin.
Itulah salah 1 fungsi otonomi daerah, bedakan APBD & APBN.
belum seberapa itu di langkat hilir coba anda dtg ke langkat hulu arah bukit lawang, jauh lebih parah