LUBUKBARUMUN (Waspada): Menyusul putusnya titi gantung Desa Aeklancat, Kecamatan Lubukbarumun, Kabupaten Padanglawas (Palas), akhirnya angkutan pedati menjadi solusi mengangkut hasil petani.
Menurut sejumlah warga Kecamatan Lubukbarumun, terutama warga Desa Aeklancat saat ditemui Waspada, Rabu (16/10) pasca terputusnya titi gantung yang melintasi Sungai Barumun, mereka kembali menggunakan angkutan pedati, gerobak yang dihela kerbau untuk mengangkut hasil pertanian.
Kepala Desa Aeklancat Irsyad Saleh Pohan bersama masyarakat menyebutkan bahwa mayoritas warga Desa Aek Lancat dan sekitarnya, mencari nafkah sebagai petani dan berkebun, terutama kebun sawit di seberang Sungai Barumun.
Sejak adanya titi gantung yang melintasi Sungai Barumun, benar-benar memudahkan masyarakat ke kebun, begitu juga dalam mengangkut hasil pertanian dengan menggunakan sepeda motor.
Bahkan dengan menggunakan sepeda motor juga banyak warga yang mendapat mata pencarian dengan melansir buah sawit para petani sawit.
Baca juga:
Tetapi sekarang, setelah terputusnya titi gantung Desa Aeklancat, banyak warga yang kehilangan mata pencarian, karena para petani kebun sawit, terpaksa kembali ke zaman dulu, mengangkut hasil kebun sawit dengan menggunakan pedati atau gerobak kerbau.
Saat ini pedati menjadi satu-satunya sarana pengangkutan yang bisa membantu para petani kebun sawit di daerah ini untuk mengangkut buah sawit mereka.
Seperti kata Irman Daulay, sekali mengangkut buah sawit dari lahan petani ke seberang sungai hanya mampu berkisar 400 kg sekali angkut dengan ongkos hanya Rp100 per kilogram, dengan kata lain, satu trip itu akan mendapat Rp40 ribu.(a30/B)