SIMALUNGUN (Waspada): Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kab. Simalungun, H.Tugio WR, sangat menyesalkan pernyataan peneliti di Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang Hasanuddin (APH) dan Thomas Djamaluddin, terkait ancaman pembunuhan atau ” menghalalkan darah semua warga Muhammadiyah “.
” Kami (PDM Simalungun) sangat menyesalkan pernyataan peneliti BRIN, Andi Pangerang Hasanuddin, hanya perbedaan hari ‘H’ 1 Syawal, hingga mengancam membunuh seluruh warga Muhammadiyah,” ucap Ketua PDM Simalungun, H.Tugio WR, kepada Waspada, Rabu (26/04/2023).
Demikian juga pernyataan Thomas Jamaluddin juga sangat disayangkan. Thomas seorang intelektual namun dinilai berpikiran sempit dan rendah, pernyatannya dapat memecah persatuan bangsa.
” Indonesia negara yang berdasarkan Pancasila, setiap warga negara dijamin atas agama dan kepercayaan. Selama ini pemerintah mendengungkan moderasi Beragama. Apa arti moderasi Beragama jika ada yang beda lantas disebut intoleran dengan pemerintah. Untuk siapa dan bagaimana kita dalam moderasi beragama ini. Bukankah kita harus saling menghargai dan menghormati,” kata H.Tugio.
Sikap PD Muhammadiyah Kab. Simalungun dalam kasus Andi Pangerang Hasanuddin dan Thomas Djamaluddin, cukup jelas, mendukung laporan PP Muhammadiyah dan meminta pihak berwenang memperoses hukum keduanya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
” Ini sangat menyakitkan bagi warga Muhammadiyah dimana pun berada. Karenanya, APH (Andi Pangerang Hasanuddin) pantas dilaporkan dan mendapat hukuman sesuai dengan kesalahannya,” sebut Tugio.
Sedangkan kepada segenap warga Muhammadiyah, khususnya di Kab. Simalungun diminta untuk tetap bersabar, tidak terpengaruh atau berbuat hal-hal yang dapat merugikan perjuangan Muhammadiyah ke depannya.(a27).
Berita terkait: