TELUKDALAM, Nisel (Waspada): Menjelang libur natal dan tahun baru (Nataru), pekerjaan pembongkaran aspal (patching) untuk pemeliharaan jalan nasional ruas Telukdalam – Lolowa’u Nias Selatan masih terbengkalai.
Pihak Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Sumatera Utara melalui PPK.36 beberapa minggu yang lalu sudah melakukan pembongkaran aspal (patching) di sejumlah titik dari pusat ibu kota Telukdalam menuju Kecamatan Luahagundre, Kabupaten Nias Selatan namun hingga saat ini, Sabtu (9/12) masih terbengkalai dan belum diaspal kembali.
Akibatnya, puluhan pengguna jalan khususnya pengendara sepeda motor mengalami kecelakaan karena menghindari badan alan yang telah dibongkar.
Terkait keluhan masyarakat lambannya pengaspalan kembali jalan yang telah dibongkar, Kasat Lantas Polres Nisel AKP Agus Enti Mansyah kepada Waspada, Sabtu (9/12) mengatakan pihaknya telah beberapa kali berkoordinasi dengan Faber Panjaitan selaku PPK 3.6 agar segera dilakukan pengaspalan kembali badan jalan yang sudah dibongkar guna meminimalisir terjadinya kecelakaan.
Agus menyebutkan sebelumnya, Rabu (6/12) PPK 3.6 Faber Panjaitan menyampaikan adanya kendala dalam suplay aspal hotmix dari pemilik AMP yang ada di Nias Selatan.
Rencana pengaspalan kembali patching jalan yang telah dibongkar kembali molor dan tidak juga dilaksanakan sampai saat ini dengan berbagai alasan termasuk tidak.adanya alat berat pemadat.
Agus mengungkapkan sesuai penjelasan dari Faber Panjaitan pihaknya sedang berupaya mendatangkan alat berat pemadat dari luar Nias karena alat pemadat yang ada di Nias Selatan sedang digunakan.
Sementara Ketua Umum DPP LSM Nusatara Satu, Ikhtiar Wau kepada Waspada, Sabtu (9/12) menanggapi terbengkalainya pekerjaan patching ruas jalan nasional di Nisel mengaku kesal dan kecewa atas kinerja PPK 3.6 yang terkesan lamban dan diduga sengaja melakukan pembiaran.
“Sebagai pegiat LSM merasa sangat kecewa terlambatnya penanganan jalan tersebut, kita menilai ada pembiaran dari pihak PPK 3.6. Sudah banyak korban kecelakaan lalu lintas khususnya pengendara sepeda motor, ada yang jatuh sendiri dan juga tertubruk dengan pengendara lain akibat menghindari louang galian yang sudah dibongkar,” ungkap Iktiar Wau.
Ikhtiar juga menyampaikan, ini diduga terjadi pembiaran sudah hampir sebulan dilakukan pembongkaran masih belum dilakukan pengaspalan kembali. Dia menilai PPK 3.6 dari BBJN Sumut tidak mampu menangani ruas jalan nasional di Kabupaten Nias Selatan.
Menyikapi lambannya penanganan jalan nasional tersebut, Ikhtiar Wau meminta Kementerian PUPR RI dan BBPJN Sumut untuk mengevaluasi kinerja PPK 3.6, Faber Panjaitan.
Secara terpisah PPK 3.6 Nias Selatan, Faber Panjaitan yang dikonfirmasi Waspada, Sabtu (9/12) menjelaskan pihaknya terus berupaya melakukan pengaspalan kembali badan jalan nasional yang sudah dibongkar (patching).
Dia mengakui pihaknya terkendala dalam suplai aspal hotmix dari beberapa AMP yang ada di Nias Selatan karena mereka juga sedang memburu menyelesaikan pelerjaan jalan yang sedang ditangani.
“Iya bang kita terus berupaya agar AMP yang ada di Nisel dapat mensuplay aspal hotmix guna mengaspal kembali badan jalan yang sudah dibongkar tersebut,” ujar Faber.
Menurut Faber, karena suplai aspal hotmix terkendala, pihaknya telah mengentikan pembongkaran aspal agar pengguna jalan tidak terganggu.
Didesak jika aspal hotmix tidak bisa juga disuplai beberapa hari ke depan apalagi menjelang Nataru, Faber menyampaikan pihaknya harus mencari opsi lain seperti menggunakan aspal dingin (coolmix) dan bisa juga dengan mengecor menggunakan semen agar jalan yang sudah terlanjur dibongkar dapat tertutup dan tidak mengganggu kelancaran arus lalu lintas.
Dia juga berharap kepada masyarakat pengguna jalan agar berhati-hati saat melintasi jalan yang sudah dibongkar yang sudah dipasang rambu.(a26/chbg)