PAKPAKBHARAT (Waspada): Dalam kebijakan pemerintah mencabut penetapan harga eceran tertinggi (HET) minyak kemasan yang semula Rp14 ribu per liter dan harga akan diserahkan ke mekanisme pasar, sejumlah pedagang di Kabupaten Pakpak Bharat mengaku masih sulit mendapatkan pasokan minyak goreng kemasan maupun minyak goreng curah.
Pasokan minyak goreng kemasan di sejumlah etalase mini market yang ada di Kabupaten Pakpak Bharat juga masih terlihat kosong.“ Sudah dua minggu ini pasokan minyak goreng ga ada masuk ketempat kami. gak tau apa penyebabnya. Kami memang sudah mengordernya tapi belom juga masuk, kita tunggu sajalah“ kata Berasa, salah satu karyawan mini market.
Di tempat berbeda, M. Munte,salah satu pedagang kelontong juga mengeluhkan sulit mendapatkan pasokan minyak goreng tersebut padahal dirinya mengaku sudah menghubungi beberapa distributor minyak goreng kemasan maupun curah. Dirinya mengaku belum pasti mengetahui penyebab minyak goreng curah kosong di pasaran. Namun, stok kosong minyak curah goreng sudah terjadi beberapa pekan yang lalu.
Guna mengatasi kelangkaan dan lonjakan harga minyak goreng khususnya di wilayah Kabupaten Pakpak Bharat, Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat bersama Koperasi Pegawai Republik Indonesia “Pakpak Nduma” Pakpak Bharat,mengajukan permohonan kepada produsen minyak goreng PT. Wilmar Group untuk dapat membantu masyarakat di Kabupaten Pakpak Bharat. Namun awalnya minyak goreng keasan merk Fortune tersebut dijual seharga Rp14 ribu/Kg, namun saat ini minyak goreng tersebut dijual dengan harga Rp24 ribu/Liter.
Maston Manik, Ketua Koperasi Pegawai Republik Indonesia” Pakpak Nduma” Pakpak Bharat, Kamis (24/03), mengaku awalnya harga minyak dengan merk Fortune di koperasi tersebut masih Rp14 ribu/Liter , namun akibat kenaikan harga dari produsen,maka minyak goreng saat ini dijual dengan harga Rp24 ribu/liter. Kalau stok minyak goreng di koperasi kita saat ini masih ada, tapi harganya sudah menjadi Rp24 ribu/liternya” ujarnya.
Salah satu pedagang goreng di pasar kelohi, Salak, Kabupaten Pakpak Bharat Berru Banurea, Kamis (24/03) sangat mengeluhkan kenaikan minyak goreng tersebut apalagi disituasi ekonomi sulit akibat dampak pandemic Covid 19. Berru Banurea mengatakan karena berkurangnya penggunaan minyak goreng, ia pun turut mengurangi produksi gorengan. Ia mengatakan hal itu berdampak pula penurunan omzet ”Saya sebagai pedagang kecil sangat mengeluhkan naiknya harga minyak goreng saat ini. Saya sebagai pedagang bingung untuk menaikkan harga dagangan saya. Takutnya dinaikkan nanti ga ada pula yang beli. Serba salahlah. Pada hal dari jualan inilah saya membiayai kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan anak-anak” ujarnya dengan raut sedih.
Lebih lanjut, Berru Banurea berharap harga minyak goreng dapat segera turun seperti semula, sehingga ia dapat kembali menambah produksi dan omzetnya bisa normal kembali.(a.38)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.