BESITANG (Waspada): Seorang Pengurus PWI Langkat terenyuh begitu membaca features di Hr Waspada yang menceritakan nasib abang beradik yang hidup di bawah garis kemiskinan dan tinggal di rumah lapuk yang terancam rubuh.
Merespon tulisan yang mengandung human intrest tersebut, Dony Syahputra, Pengurus PWI Langkat, sengaja datang dari Stabat menemui dengan dua orang rekannya untuk menemui warga miskin yang tinggal di Ling IX, Kel. Bukit Kubu, Kec. Besitang, Jumat (3/5).
Dony tampak miris begitu menyaksikan secara langsung kondisi rumah panggung yang dihuni kedua abang adik, Apit Pudin, 47, dan Erman, 43. Ia mengitari rumah panggung yang terbuat dari material kayu yang dipenuhi sokongan itu.
Jurnalis senior itu mengabadikan kondisi rumah reot tanpa ada daun pintu dan daun jendela itu dari sisi depan, samping dan sisi belakang, termasuk bagian interior (ruangan dalam) dengan perangkat gawainya.
Dony tidak berani masuk ke dalam ruangan rumah yang terletak di pinggiran Paluh Alur Hitam tersebut karena papan lantai rumah sudah pada berpatahan akibat lapuk. Selain itu, kayu broti galangan lantai rumah nyaris merata patah dan dipenuhi sokongan.
“Kondisinya memang cukup parah,” imbuh Dony sembari menggeleng-gelengkan kepala menyaksikan realitas kehidupan warga miskin di daerah pesisir pantai Kel. Bukit Kubu, Kec. Besitang, yang kondisinya benar-benar miris.
Pada kesempatan pertama, Dony, memberikan bantuan sembako berupa tiga karung beras kualitas premium, telur, gula, dan minyak goreng kemasan. Bahan makan pokok ini diserahkannya langsung kepada Apit Pudin.
“Ini sekedar bantuan awal untuk penyambung hidup. Nantinya, selain ada bantuan saya secara pribadi, saya akan berupaya mencari donatur agar rumah ini bisa cepat terbangun,” ujarnya sembari mengajak warga miskin itu untuk sama-sama berdoa.
Selama ini, Apit tinggal serumah bersama adik bungsunya Erman yang sejak lahot tidak bisa bicara alias bisu. Kedua abang beradik yang tak tamat Sekolah Dasar ini menempati rumah peninggalan orang tua mereka. Ayah dan ibu mereka sudah sejak lama meninggal dunia.
Pada kesempatan itu, Apit, yang mengenakan celana bonggol dan baju kaos dekil tampak haru menyambut kedatangan tamu yang tak diundang ini. Ia seakan tak menyangka masih ada orang yang peduli terhadap nasib mereka.
“Terimakasih atas perhatian dan bantuannya Pak,” kata pria paruh baya itu dengan sedikit memancarkan senyum kebahagian atas bantuan sembako yang diberikan salah seorang pengurus PWI Langkat. (a10)
Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.