AEKKANOPAN (Waspada): Warga perumahan Griya Asri yang terletak di Dusun I Desa Ledong Barat Kecamatan Aek Ledong, Asahan belakangan ini sering merasa was-was terhadap bencana banjir yang dalam satu tahun terakhir kerap melanda komplek perumahan mereka.
Salah seorang warga komplek perumahan, Syamsul, berkeluh kesah saat ditemui di rumahnya, Selasa (15/11) yang baru saja dilanda banjir pada Senin malam akibat meluapnya air sungai Aek Nauli.
” Saya sudah 4 tahun tinggal di perumahan ini, tapi baru beberapa tahun ini air sampai masuk kedalam rumah sejak Sungai ini di gali tahun lalu oleh orang dari kebun Socfindo, ” jelasnya Syamsul.
Syamsul terlihat sangat kesal dengan apa yang menimpanya. Sejumlah perabotan miliknya yang rusak akibat terkena banjir berulang kali terlihat dibiarkan dihalaman rumah.
Tercatat dalam bulan November ini, dirinya dan warga komplek perumahan sudah dua kali di landa banjir besar, yang memaksa harus mengungsikan keluarganya dan menumpang dirumah keluarga di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura).
” Baru berapa hari kami kena banjir, tadi malam sudah kena banjir lagi, ngak tenang untuk saat ini tinggal dirumah, apalagi saat ini musim hujan, ” keluhnya.
Syamsul sangat menyesalkan dilakukannya normalisasi pada Sungai Aek Nauli oleh pihak PT.Socfindo Aek Loba atas usulan Kepala Desa Ledong Barat,Wiludi.
” Dulu sebelum dilakukan pelebaran sungai ini, Pak Kades Ledong Barat,Wiludi datang kemari dan meyakinkan warga, jika tidak akan ada banjir jika dilakukan normalisasi, tapi sekarang setelah dilakukan pelebaran sungai perumahan ini jadi banjir dan tak ada solusi yang dilakukannya, kecuali datang membawa bantuan sembako, ” kesal Syamsul.
Syamsul dan beberapa warga komplek perumahan yang ditemui, Selasa (15/11) dengan tegas meminta kepada Kepala Desa Ledong barat untuk meminta pada pihak perkebunan PT.Socfindo Aek Loba agar menutup kembali jalur pembuangan air mereka ke Sungai Aek Nauli.
” Dari dulu air Sungai ini kecil dan sangat jernih, tidak pernah sampai seperti ini, kami merasa air yang sekarang ini adalah air dari kebun Socfindo. Kita tidak ingin bantuan sembako karena itu bukan solusi dan tidak sebanding dengan kerugian warga, kita minta Kades agar segera meminta pihak kebun PT.Socfindo untuk menutup pembuangan airnya ke Sungai Aek Nauli, ” tegas mereka.
Kepala Desa Ledong barat, Wiludi, saat ditanyai kebenaran hal tersebut menyangkalnya, ” Enggaklah bang, siapa yang berani menjamin tentang alam. Aku cuma bilang, semoga dengan normalisasi ini kita ngak banjir, ” jelas Wiludi, Selasa (15/11).
Wiludi juga menjelaskan jika normalisasi yang dilakukan pada sungai Aek Nauli adalah melanjutkan program pemerintah.
” Saya melanjutkan program pemerintah terdahulunya dan dengan hasil tinjauan kami keadaan sungai sudah menyempit dan juga pendangkalan, ” ucapnya.
Sementara itu, pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) terkait banjir yang melanda Aek Kanopan, antar pihak perusahaan perkebunan dengan Komisi B DPRD Labura, dimana salah satu perusahaan perkebunan adalah PT.Socfindo Aek Loba.
Pengurus PT.Socfindo Aek Loba, Ir.Dasit Situmorang pada forum tersebut mengakui jika pihaknya ada mengerjakan normalisasi pada sungai Aek Nauli hingga sampai di belakang SMP Negeri I Aek Ledong atas permintaan Kepala Desa Ledong Barat, Wiludi, sesuai dengan surat desa bernomor 03/LB/2021 dengan alasan pendangkalan sungai Aek Nauli.
Hasil pantauan di lokasi kebun PT.Socfindo Aek Loba pada afdeling V blok 103, Desa Aek Nabuntu, Selasa (15/11), terlihat sejumlah aliran air di areal kebun di arahkan pada Sungai Aek Nauli yang melintasi komplek perumahan Griya Asri dan bermuara di Sungai Belimbing Aek Kanopan Kabupaten Labura. (Cim)