IDI (Waspada): Umat Islam di sejumlah desa dalam tiga kecamatan di Kabupaten Dairi dan Karo, Provinsi Sumatera Utara, membutuhkan tambahan da’i dan pembangunan masjid yang layak sebagai tempat ibadah.
Ketiga kecamatan itu Kecamatan Sempak Nempu (Desa Sinampang). Kecamatan Siempat Nempu Hilir (Desa Lae Luhung dan Desa Lai Itam). Kecamatan Silima Pungga-pungga (Desa Lae Ambat). Kebutuhan dan desakan itu diketahui ketika Forum Dakwah Perbatasan (FDP) melakukan perjalanan dalam rangka pengajian keliling 3-7 Agustus 2024 lalu.
“Pengajian keliling ini dalam bentuk ceramah agama dan diskusi keagamaan dengan umat Islam di pedalaman Dairi. Dalam diskusi ini mereka meminta agar dibangunkan masjid yang layak dan dikirimkan da’i sebagai guru spritual,” kata Sekjen FDP, Dr. Abizal Muhammad Yati, Lc, MA, kepada Waspada.id, Senin (12/8).
Abizal juga melaksanakan evaluasi lima da’i FDP yang ditugaskan selama di Dairi, Sumatera Utara. Evaluasi ini tidak hanya terhadap da’i, namun juga masyarakat setempat dalam empat desa tiga kecamatan di Dairi, termasuk Kabupaten Karo yaitu Kecamatan Tiga Binanga dan Kecamatan Juhar (Desa Lau Lingga).

Dari penyampaian umat Islam di sana, lanjut Abizal, kehadiran da’i FDP benar-benar sangat dirasakan manfaatnya, seperti menghidupkan salat berjamaah lima kali dan diikuti pengajian dan terbentuk Taman Pendidikan Alquran (TPA), terbentuknya kelompok pengajian untuk perempuan, para muallaf mendapat pembinaan yang intensif, sehingga memahami Islam secara teori dan praktek.
Sejumlah tokoh masyarakat disana berharap FDP terus memperpanjang masa tugas da’i, hal ini mengingat tidak adanya ustaz/da’i lain di desa tersebut yang bisa diharapkan untuk membina keagamaan masyarakat. “Sementara mereka hidup di kawasan mayoritas masyarakat non-muslim, bahkan sebelum adanya da’i dari FDP kondisi masjid dan mushalla kosong dan nyaris tidak ada aktivitas,” sebut Abizal.
Kegiatan lain yang dilakukan Sekjen FDP memlngunjungi desa-desa yang mengajukan permohonan da’i ke FDP. Banyak desa disana yang telah mengajukan supaya FDP megirimkan da’i ke desa. “Kita berharap dengan adanya da’i di sana maka akan terlaksana salat jumat, karena para da’i juga akan bertindak sebagai khatib dan imam,” katanya.
Mirisnya, sambung Abizal, masih banyak umat Islam yang belum bisa melaksanakan salat yang sesuai dengan tuntunan syariat. Bahkan masih banyak umat muslim yang belum mampu membaca Al-Qur’an, termasuk usia dewasa dan orang tua. “Muallaf juga menjadi sasaran para da’i dalam pembinaan lanjutan,” tutur Abizal.
Koordinator FDP Wilayah Sumut, Amin Naibaho, menambahkan, kehadiran da’i FDP di sejumlah desa dalam dua kabupaten di Sumatera Utara sangat diharapkan masyarakat. “Jika tidak ada da’i di sana, maka dikhawatirkan umat Islam yang ada di pelosok Dairi dan Karo berpotensi pindah agama, apalagi keberadaannya sebagai umat minoritas,” katanya.
Di sisi lain, lanjut Amin Naibaho, ketika adanya kematian dikhawatirkan tidak ada yang mengurusnya. Begitu juga dengan hajatan pernikahan dan lain-lain. “Oleh sebab itu, harapan kita para da’i FDP harus diperpanjang masa tugasnya. Jika memiliki kemampuan penganggaran harus ditambah jumlahnya sesuai dengan kebutuhan,” kata Amin Naibaho. (b11).
Betul sekali,saya termasuk salah seorang muslim muallaf yang berada didairi sangat mendukung kehadiran dai untuk diperpanjang masa daqwahnya melalui fdp semoga kelak jamaah dipelosok bisa jadi berdiri sendiri dalam ibadah