P.SIDIMPUAN (Waspada): Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Padangsidimpuan edukasi kalangan remaja tata cara melaksanakan fardhu kifayah terhadap orang yang sudah meninggal melalui pelatihan Bilal mayit di Aula Kantor MUI, Jl. HT. Rizal Nurdin, Padangsidimpuan, Sabtu (2/12).
Pelatihan Bilal Mayit bagi kalangan remaja perempuan se Kota Padangsidimpuan yang dibuka Ketua DP MUI Padangsidimpuan, Ustadz Drs.H.Zulfan Efendi Hasibuan, MA dihadiri Bendahara MUI Padangsidimpuan Ir.H.Abdula Rahim Nasution dan pengurus MUI Padangsidimpuan.
Ketua Panitia Dr. Hj. Replita M.Si mengatakan, dalam memberikan edukasi kepada remaja perempuan melalui pelatihan Bilal mayit, pihaknya menghadirkan Ketua Komisi Pemberdayaan perempuan, Remaja dan Keluarga, MUI Padangsidimpuan Dra. Hj. Tikholija Harahap dan Ustadz Yaser Arafat LC, MA sebagai pemateri dengan moderator Dra.Hj.Wasliyah Lubis MA.
Tujuan pelaksanaan pelatihan bilal mayit tersebut, ucap Replita untuk mendorong kemandirian generasi muda dalam melaksanakan fardhu kifayah, baik terhadap orang tua dan keluarga maupun terhadap sesama umat muslim.
Ketua MUI Padangsidimpuan Ustadz Drs.H.Zulfan Efendi Hasibuan, MA pelatihan Bilal mayit bagi generasi muda sangat penting mengingat jika seseorang meninggal dunia, maka pelaksanaan fardhu kifayah terhadap mayat tersebar sebaiknya keluarga terdekat seperti anak terhadap orang tua.
Ustadz Zulfan mengungkapkan, terkadang ia meras miris mendengar pelaksanaan fardu kifayah terhadap mayat terlambat karena tidak ada keluarga terdekat yang ahli untuk memandikannya maupun mengafaninya. “Karena itulah, anak-anakku sekalian, Ikutilah kegiatan ini dengan serius.Jangan sampai nanti orang tua kita meninggal, tidak bisa memandikannya maupun mengkafaninya,” ujar ketua MUI.
Ditegaskan bahwa, jika seseorang sudah meninggal dunia, maka ruh berharap agar fardhu kifayah nya disegerakan untuk segera dikebumikan.”Sebagaimana Hadist Rasulullah yang artinya ‘Percepatlah kalian dalam membawa jenazah. Jika jenazah itu baik maka kalian telah mendekatkannya pada kebaikan. Jika jenazah itu jelek, maka kalian telah melepaskan dari pundak kalian,” katanya.
Ketua MUI Padangsidimpuan mengungkapkan bahwa melaksanakan fardhu kifayah merupakan tugas mulia sehingga sudah sepantasnya setiap umat Islam yang sudah dewasa mampu melaksanakan fardhu kifayah jika ada yang meninggal dunia.
Dra.Hj.Tikholija Harahap sebagai pemateri pertama menjelaskan bahwa jika ada yang meninggal dunia, yang pertama dilakukan adalah memejamkan matanya, merapatkan mulutnya, kunci kubul dan duburnya dan lipat tangan mayat.
Kemudian sucikan mayat dari najis lepaskan perhiasan, gigi palsu dan barang-barang yang melekat di tubuhnya jika tidak mudrat, tidurkan menghadap kiblat dan selanjutnya membuat hutangnya.
Tikholija menjelaskan bahwa fardhu kifayah terhadap orang yang sudah meninggal ada empat yakni memandikan, mengkafani, menshalatkan dan menguburkannya.”Fardhu kifayah yang bisa dikerjakan oleh wanita, memandikan dn mengkafani, ” tuturnya.

“Mayat laki-laki dimandikan oleh laki-laki dan mayat perempuan dimandikan oleh perempuan, kecuali sumi istri atau muhimnya.Kapur barus dicampurkan ke air pemandian mayat bertujuan untuk menghilangkan fitnah terhadap si mayat,” ungkapnya.
Sedangkan ustadz Yaser Arafat LC, MA sebagai pemateri kedua menjelaskan tentang tata cara pelaksanaan menshalatkan dan memakamkan jenazah sesuai dengan ajaran agama Islam.” Yang dinamakan jadi iman ialah keluarga terdekat, jika tidak ada wasiat almarhum,” ucapnya.
Sholat jenazah, lanjut ustadz Yaser Arafat, terdiri dari 4 takbir yakni takbir pertama baca Al-Fatihah, takbir kedua baca sholawat, takbir ketiga baca doa khusus bagi si muat dan takbir keempat baca doa untuk kita dan umat Islam, kemudian ditutup dengan salam.
Pelatihan Bilal Mayit yang digelar MUI Padangsidimpuan bagi remaja perempuan muslim tersebut diwarnai dengan praktek pelaksanaan fardhu kifayah mulai dari memandikan, mengkafani, menshalatkan hingga menguburkan jenazah yang dipandu pemateri.(a39)