MUI Padangsidimpuan Bahas Perbuatan Yang Merusak Nilai Ibadah

  • Bagikan
Suasana Kajian Ramadahan di aula Kantor MUI, Jl.HT Rizal Nudin, Palampat, Padangsidimpuan, Selasa (18/3/2025). Waspada/Mohot Lubis
Suasana Kajian Ramadahan di aula Kantor MUI, Jl.HT Rizal Nudin, Palampat, Padangsidimpuan, Selasa (18/3/2025). Waspada/Mohot Lubis

P.SIDIMPUAN (Waspada) : Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Padangsidimpuan bahas perbuatan atau hal-hal yang dapat merusak nilai ibadah umat Islam melalui kajian Ramadhan 1446 H di aula Kantor MUI, Jl.HT Rizal Nudin, Palampat, Padangsidimpuan, Selasa (18/3/2025).

Ketua Komisi Dakwah MUI Padangsidimpuan, H. Syahid Muammar Pulungan sebagai pemateri dengan moderator ustadz Rami Iskandar Rambe SH, dalam kajian Ramadhan itu menjelaskan bahwa banyak perbuatan manusia yang dapat merusak nilai ibadah. “Bohong atau dusta merupakan induk dari perbuatan maksiat kepada Allah,” ucapnya.

Syahid Muammar Pulungan menuturkan bahwa setidaknya ada 12 jenis perbuatan yang perlu dihindari demi menjaga nilai ibadah yang dikerjakan. Pertama syirik yang dibagi dalam dua kategori yakni syirik zohri dan syirik khofi.

MUI Padangsidimpuan Bahas Perbuatan Yang Merusak Nilai Ibadah
Peserta Kajian Ramadhan foto bersama dengan pemateri, H. Syahid Muammar Pulungan di aula Kantor MUI, Jl.HT Rizal Nudin, Palampat, Padangsidimpuan, Selasa (18/3/2025). Waspada/Mohot Lubis

Dalam Alquran ditegaskan bahwa Allah tidak akan memgampuni dosa syirik sebagai tertuang dalam Surat Annisa ayat 48 yang artinya “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki“.

Kemudian perbuatan lain yang merusak nilai ibadah yakni berdusta (al Khadzib), mengumpat (al ghoibah), mengadu domba (al namimah), melihat lawan jenis/sesuatu dengan syahwat (al Nazoru Bisyahwat), sumpah palsu (al Yaminu al Kazibah), memberi/membantu tapi menyakiti hati sipeneria.

Selanjutnya, perbuatan ingin mendapat pujian dan penghormatan (riya), fasiq (tahun dosa, salah dan buruk, tapi dilakukan), nifaq (lain dimulut lain dihati, lain dikata lain di buat atau hypocrif), rafas (cakap kotor, porno dan sia-sia) serta jidal (berbantah-bantahan, tengkar, berkilah-kilah).

Menurut Syahid Muammar Pulungan, umat Islam harus peka dengan berbagai hal yang dapat merusak nilai ibadah, baik ibadah wajib maupun ibadah sunnah. “Harus kita biasakan berbicara baik, berbuat baik dan berpikir sehingga jika sudah terbiasa dengan hal baik maka akan terhindar dari hal yang merusak nilai ibadah,” tuturnya.

Selain menjaga lidah, hati untuk bersikap jujur, ucap Syahid Muammar Pulungan, dengan me baca Alquran secara rutin juga sangat baik dalam rangka menjaga nilai ibadah.”Dengan memnbacanya secara rutin, maka kita telah menjadikan Alquran sebagai sahabat,” ucapnya.

Menjawab pertanyan peserta Kajian Ramadhan tentang tentang mangupa apakah termasuk syirik, ustadz Syahid Muammar Pulungan menegaskan tergantung dari niatnya.

Terkait dengan cara atasi agar ibadah seseorang tidak pasang surut, Syahid Muammar Pulungan menjelaskan bahwa perlu latihan untuk membiasakan diri, termasuk melatih diri untuk menghindari hal-hal yang merusak nilai ibadah.

Ketua MUI Padangsidimpuan Ustadz H.Zulfan Efendi Hasibuan MA, menuturkan bahwa Kajian Ramadhan di Kantor MUI Padangsidimpuan rutin digelar setiap hari Selasa dan Kamis.” Untuk hari Kamis, 20 Maret 2025, topik yang dibahas terkait Ittikaf dan pelaksanaannya di dalam Masjid,” pungkas Ustadz Zulfan. (a39).


Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaZRiiz4dTnSv70oWu3Z dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

MUI Padangsidimpuan Bahas Perbuatan Yang Merusak Nilai Ibadah

MUI Padangsidimpuan Bahas Perbuatan Yang Merusak Nilai Ibadah

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *