P.SIDIMPUAN (Waspada): Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Padangsidimpuan memberikan edukasi sekaligus mengajak umat Islam untuk menghidupkan didikan subuh di masjid melalui seminar tentang fungsi masjid untuk pendidikan anak, Sabtu (31/8).
Seminar yang digelar Komisi Pendidikan, Pemuda dan Kaderisasi MUI Padangsidimpuan di Aula Kantor MUI, Jl HT Rizal Nurdin, Palampat, Padangsidimpuan dibuka Ketua DP MUI Padangsidimpuan ustadz Drs H Zulfan Efendi Hasibuan, MA diwakili Wakil Ketua MUI Padangsidimpuan, Drs H Samsuddin Pulungan MA.
Kegiatan yang bertujuan untuk memberikan pencerahan sekaligus edukasi kepada BKM Masjid, tenaga pendidik, tokoh agama dan penyuluh agama tersebut merupakan program kerja MUI Padangsidimpuan dalam melakukan pembinaan terhadap umat.
Dalam memberikan pemahaman kepada peserta seminar, betapa pentingnya didikan subuh bagi anak-anak, MUI Padangsidimpuan menghadirkan dosen UIN Syahada Padangsidimpuan, Dr. Dr.Hamdan Hasibuan MPd dan Dr Fauziah Nasution, MAg sebagai pemateri dengan moderator Drs Solahuddin Nasution, MA.

Wakil Ketua MUI Padangsidimpuan, Drs. H. Samsuddin Pulungan MA mengatakan, masjid bukan hanya tempat ibadah, namun termasuk tempat atau ruang pendidikan bagi umat Islam, terutama bagi generasi muda. “Masjid sebagai pusat pendidikan anak merupakan satu hal yang sangat penting,” tuturnya
Untuk menghidupkan didikan subuh di masjid, ucap Samsuddin, BKM atau pengurus masjid harus jadi motor penggerak dan kreatif sebab program didikan subuh yang sudah mulai berkembang di Kota Padangsidimpuan dapat berhasil jika ditangani orang yang tepat.
Dr. Hamdan Hasibuan yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi Pendidikan, Pemuda dan Kaderisasi MUI Padangsidimpuan menjelaskan bahwa dalam menghidupkan didikan subuh di masjid tidak semuanya mulus karena pada awalnya ada sebagian masyarakat yang merasa terganggu keberadaan anak-anak di masjid diwaktu subuh.
Hamdan yang tercatat sebagai salah satu pelopor didikan subuh di Sumatera Barat mengungkapkan, program didikan subuh di Sumbar dimulai tahun 1992 dan baru pada tahun 2004 mulai mendapat dukungan dari pemerintah daerah setempat
“Tahun 2005, DPRD Kota Padang membahas anggaran untuk biaya didikan subuh. Kemudian dianggarkan sekira Rp15 juta per tahun untuk tiap masjid. Sampai sekarang anggaran untuk didikan subuh terus berjalan,” ungkapnya.

Menurutnya, didikan subuh bukan hanya mencerdaskan anak-anak dan remaja, tapi juga dapat membentuk karakter generasi muda serta anak-anak terhindar dari penyakit sosial yang dapat merusak masa depan generasi muda.
“Tujuan didikan subuh, agar anak-anak berakidah dan berakhlak yang benar, menanamkan nilai-nilai agama pada usia dini, membiasakan anak usia dini melaksanakan ibadah shalat subuh di masjid, percaya diri dan mengisi waktu anak-anak di masa libur, ” jelas Hamdan Hasibuan.
Dr. Fauziah Nasution, MAg dalam materinya yang berjudul revitalisasi fungsi masjid sebagai sarana pendidikan menjelaskan tentang strategi dalam mengoptimalkan fungsi masjid yakni pembinaan kepemimpinan, pembinaan organisasi, pembinaan program kerja masjid, pembinaan administrasi masjid dan pembinaan SDM pengurus masjid.(a39).