P.SIDIMPUAN (Waspada) : Ketua Dewan Pimpinan (DP) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Padang Sidimpuan ustadz Zulfan Efendi Hasibuan MA mengatakan MUI bukanlah lahan untuk mencari rezeki, tapi merupakan lahan untuk beribadah dan beramal dalam menegakkan amar maruf nahi munkar.
“Majelis ulama bukanlah lahan untuk cari rezeki tapi lahan untuk beribadah dan beramal, tapi insya Allah akan dibukakan Allah pintu pintu rezeki,” kata Ketua MUI Padang Sidimpuan ustadz Zulfan Efendi Hasibuan MA pada acara penyambutan bulan suci Ramadhan 1443 H di aula Kantor MUI, Jl.HT.Rizal Nurdin, Palampat, Padang Sidimpuan, Kamis (31/3).
Penyambutan bulan suci Ramadhan 1443 H yang dirangkai dengan pengukuhan pergantian antara waktu pengurus komisi MUI Padang Sidimpuan masa khidmat 2018-2023 menghadirkan Pimpinan Pondok Pesantren Darul Adib Medan H. Abdul Razak Halifah Ali sebagai pembicara serta dihadiri pengurus MU Kecamatan se-Kota Padang Sididimpuan, Pengurus NU dan Muhammadiyah Muslimat NU dan Aisyiyah Kota Padang Sidimpuan.
Ustadz Zulfan Efendi Hasibuan MA menjelaskan bahwa majelis ulama merupakan organsisasi terhormat yang punya tanggungjawab moral yang sangat besar dan untuk menjadi ulama ilmunya harus luas.”Di Mui tidak ada supermen yang ada super tim,” jelas Ketua MUI Padang Sidimpuan.

Menurutnya, jika ulama yang tergabung dalam MUI ikhlas dalam menjalankan amanah dalam menjaga, membimbing dan mengayomi umat sesuai dengan ajaran agama Islam , maka akan dibukakan Allah pintu-pintu rezeki untuknya.” Ada dua fungsi utama MUI yakni tanggungjawab moral memelihara ummat dan sebagai mitra pemerintah”, tuturnya.
Ketua MUI Padang Sidimpuan mengungkapkan bahwa sejalan dengan perkembangan zaman, tantangan MUI kedepan semakin berat. “Ajak pengurus rapatkan barisan dalam menghadapi tantangan yang dari waktu ke waktu makin besar,” ajaknya.
Sementara Pimpinan Pondok Pesantren Darul Adib Medan H.Abdul Razak Halifah Ali dalam ceramahnya menjelaskan bahwa perkataan harus sesuai dengan perbuatan, terutama kalangan ulama agar tingkat kepercayaan masyarakat terhadap ulama semakin meningkat.
H.Abdul Razak Halifah Ali menggambarkan atau menceritakan kisah Hasan Al Basri sebagai salah satu gambaran betapa pentingnya menjaga akhlak.”Urusan kita hari ini bagaiman umat ini percaya terhadap ulama.Kenapa di Malaysia ulama terhormat, karena mereka independen,” ungkapnya.(a39).