MI Terpadu Mutiara Padangsidimpuan Gelar Seminar Parenting

  • Bagikan

PADANGSIDIMPUAN (Waspada): Madrasah Ibtidaiyah (MI) Terpadu Mutiara menggelar seminar parenting. Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi orang tua agar aktif menjalankan perannya dalam mengawasi perkembangan anaknya.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Jaringan Sekolah Islam Terpadu Sumatera Utara, Arbi Pasaribu MPd yang menjadi pembicara dalam seminar parenting bertema “Sinergitas orangtua, guru, masyarakat membangun karakter anak di era 4.0” yang digelar Senin, (28/2).

Ia menyebutkan, anak adalah tanggung jawab orangtua, guru bahkan masyarakat luas. Sebab kondisi lingkungan berperan aktif dalam menciptakan generasi yang intelek dan berkarakter. Tapi, dunia digitalis yang berkembang pesat jauh di banding minat belajar menjadi ancaman bagi moral anak-anak. Kecanggihan digital yang awalnya sebagai sarana pendukung pembelajaran menjadi momok menakutkan terhadap perkembangan anak -anak.

“Semua harus menjalankan perannya seimbang, baik guru, orangtua, dan masyarakat,” ujar Arbi Pasaribu MPd.
Dia menyebutkan orangtua harus menjalankan perannya dengan aktif, mengawasi perkembangan anaknya. Bukan semata-mata menjadi orang dewasa yang selalu memerintah. Tidak boleh ini, tidak boleh itu, jangan lakukan ini, jangan lakukan itu.

“Orangtua harus menjadi teladan yang baik, bukan orang memberi nasehat panjang, tapi ia sendiri abai terhadap apa yang disampaikan. Semisal, anak tidak boleh main HP terlalu sering, sementara ayah, ibunya sibuk dengan Hp masing-masing. Singkatnya anak butuh teladan bukan peraturan-praturan yang panjang,” ujarnya.

Dia menambhkan,orangtua, ayah maupun ibu harus seimbang. Harus memiliki visi yang sama. Mereka harus berada di level yang sama. “Jika mereka berada di level yang berbeda maka anak menjadi korban. Ketika orang tua menginginkan anak sholeh, ayah ibunya harus sholeh. Tidak boleh ayah saja yang taat, sedangkan ibunya menjadi orang yang malas beribadah,” ucapnya.

Menurutnya, guru juga harus berperan aktif menciptakan lingkungan yang mencintai ilmu, sehingga ponsel atau digital itu digunakan seperlunya saja. Sebagai guru di era milenial, harus menjadi motivator yang andal, sehingga jikalau pun digital tidak bisa dielakkan, anak mempergunakannya sebagai sarana yang pas dalam kehidupan sehari -hari.

Masyarakat juga harus berperan aktif untuk menciptakan konten berfaedah dalam dunia digital itu, sehingga jikalau pun anak-anak terjebak di dalam dunia digital itu, bukan merusak moralnya tapi mengembangkan kreativitasnya.

“Hidup ini dinamis. Orangtua harus mampu bersaing mengikuti perubahan. Zaman digitalisasi akan sangat berbahaya bagi anak jika tidak dipantau orang tua. Terus pantau anak agar mereka terus berkarya seusia mereka. Tentu orangtua harus memiliki bekal untuk mendampingi,” pungkasnya.

Kepala Sekolah MI Terpadu Mutiara Padangsidimpuan, Herti Sitompul SPd menyebutkan pihaknya menjadi fasilitator kegiatan bekerjasama antara orangtua, guru dan masyarakat, sebagai lembaga yang bertanggung jawab melalui seminar parenting bertema “Sinergitas orangtua, guru, masyarakat membangun karakter anak di era 4.0”.

Kata dia, kegiatan ini terbuka untuk umum dan dikuti 200 peserta. Selain itu, kegiatan juga dirangkai dengan penampilan tahfidzul Qur’an juz 29, pencak silat dan nasyid yang diperankan siswa-siswa MI Terpadu Mutiara Padangsidimpuan.(m22/A)


  • Bagikan