Scroll Untuk Membaca

Sumut

Meski Ditolak Warga, PTPN 4 Kebun Bah Butong Tetap Tanam Kelapa Sawit

SIMALUNGUN (Waspada): Meski ditolak keras warga setempat, namun pihak managemen PTPN 4 Kebun Teh Sidamanik, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun, tetap ngotot dan terus melakukan penanaman kelapa sawit di areal 257 hektare Kebun Bah Butong.

Sepertinya, pihak manajemen PTPN 4 tidak bergeming dengan penolakan dan aksi yang dilakukan warga yang keberatan adanya pergantian tanaman dari teh ke sawit. Penolakan warga hanya dianggap angin lalu. Padahal aksi penolakan sudah disampaikan baik melalui surat maupun melalui aksi unjuk rasa, tetapi pihak manajemen PTPN 4 terus menanam kelapa sawit.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Meski Ditolak Warga, PTPN 4 Kebun Bah Butong Tetap Tanam Kelapa Sawit

IKLAN

Begitupun penolakan melalui pemasangan spanduk yang bertebar di jalan protokol Sidamanik, hanya dipandang sebelah mata oleh perusahaan BUMN tersebut.
Kaliamsa Sidabutar warga Sidamanik kepada Waspada, Rabu (21/09/2022), mengaku bingung menyikapi tindakan pihak manajemen PTPN 4 Kebun Teh Bah Butong yang terus melakukan penanaman kelapa sawit meski ditolak keras warga Sidamanik.

” Yang lebih membingungkan lagi sikap diam bupati Simalungun seolah-olah tutup mata dengan kondisi yang terjadi di Sidamanik saat ini. Kami heran dan sangat menyayangkan, bupati diam ketika arahannya sedikit pun tidak digubris oleh pihak PTN 4 Kebun Bah Butong,” tukas Sidabutar.

Padahal dalam pertemuan bupati dan pihak PTPN 4 di rumah dinas bupati benerapa waktu lalu, dalam arahannya bupati menekankan agar pihak PTPN 4 sebelum melakukan konversi teh ke sawit harus terlebih dahulu melakukan kajian tentang dampak lingkungan serta mensosialisasikannya kepada masyarakat.

” Belum ada kajian tentang dampak lingkungan dan belum pernah disosialisasikan, tapi pihak kebun Bah Butong sudah berani tanam kelapa sawit. Ini artinya apa, jangankan warga bupati pun tak berkutik dibuat PTPN 4 ini,” tambah Sidabutar.

Meski Ditolak Warga, PTPN 4 Kebun Bah Butong Tetap Tanam Kelapa Sawit
Spanduk penolakan konversi tanaman teh ke kelapa sawit bertebaran di Pekan Sarimatondang, Sidamanik. (Waspada/Hasuna Damanik).

Hal yang senada juga diungkapkan O.Simbolon, juga warga Sidamanik. Dia mengatakan pihak PTPN 4 dianggap telah mencederai hasil notulen Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi B DPRD Sumut, tertanggal 29 Juli 2022 tentang konversi lahan 257 hektare di Unit Kebun Bah Butong.

Padahal pertemuan warga dengan Komisi B DPRD Sumut yang juga diikuti berbagai pihak seperti Dinas Perkebunan, PTPN 4, Pemkab Simalungun, Pemuda Batak Bersatu (PBB) Simalungun, Pangulu Nagori Bahal Gajah Pangulu Nagori Tiga Bolon, Perwakilan masyarakat Sidamanik, Sahabat Lingkungan dan Himapsi, dalam notulen rapat telah menyepakati antara lain melakukan komunikasi kepada elemen masyarakat yang melakukan penolakan terhadap optimalisasi lahan PTPN 4 seluas 257 hektare. Memberi kesempatan PTPN 4 untuk melengkapi kajian dampak lingkungan konversi lahan tersebut kepada pihak terkait terutama Pemkab Simalungun. Memberi waktu 14 hari kepada pihak terkait untuk menindaklanjuti hasil pertemuan dimaksud.

” Saya salah satu warga yang turut dalam RDP dengan DPRDSU. Sepertinya pihak managemen PTPN 4 sudah tidak punya hati lagi. Mereka sudah berubah menjadi ‘penjajah’ dan pelanggar HAM (Hak Azasi Manusia). Jangankan permintaan warga, permintaan bupati dan DPRD Sumut yang disampaikan secara resmi dalam forum audiensi dan RDP, untuk melakukan kajian dan mensosialisasikannya sebelum konversi juga tidak diindahkan,” ujar Simbolon.

Dikatakannya, setelah adanya penanaman kelepa sawit oleh pihak PTPN 4, situasi dan kondisi masyarakat di daerah itu menjadi semakin sensitif. Warga khawatir, jika tanaman teh diganti dengan tanaman kelapa sawit, maka akan terjadi kerusakan lingkungan hebat di pemukiman warga yang bertetangga.

Ketakutan warga tidak berlebihan, sebab ada beberapa contoh sebagaimana yang telah terjadi dibeberapa lokasi seperti di Panei Tongah dan Bahbirong Ulu. Sejak adanya pergantian tanaman dari teh ke kelapa sawit di dua daerah ini menjadi langganan banjir. 

Begitupun kedua tokoh masyarakat Sidamanik itu menyatakan akan tetap berjuang melawan kesewenang-wenangan ini, mengharap hati nurani berbagai pihak, termasuk hati nurani bupati sehingga penanaman kelapa sawit dibatalkan.
Sementara, Manajer PTPN 4 Kebun Teh Sidamanik, Hwin Dwi Putra, yang coba dikonfirmasi di kantornya tidak berhasil. Beberapa karyawan menyebutkan, pak manajer sedang tugas luar.(a27).

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE