TAPSEL (Waspada): Anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Tapanuli Selatan Muammad Rawi Ritonga menutup Reses Masa Sidang I tahun 2022-2023 di Desa Lobu Tayas, Kecamatan Aek Bilah, akhir pekan kemarin.
Dalam reses ini, Rawi mengajak Wakil Ketua Dewan Pertimbangan DPD Partai Golkar Sumatera Utara yang juga mantan Bupati Tapsel periode 2010-2015 dan 2016-2021, H. Syahrul M. Pasaribu.

Tanpa diduga, kedatangan mereka disambut sangat meriah oleh warga. Sebab, dua politisi Partai Golkar ini telah sukses ‘mendaratkan’ program pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik Mikro Hydro (PLTMH) ke desa itu.
Bertepatan pula, sekira 1,5 jam sebelum kehadiran Syahrul dan Rawi, listrik dari PLTMH itu sudah menyala dan bisa dinikmati warga desa dengan berpenduduk sekitar 60 kepala keluarga (KK) tersebut.
Rawi dan Syahrul langsung disambut secara adat oleh warga. Keduanya disematkan ulos Batak (diulosi) dan diupa-upa (memberi makan secara adat). Warga desa di pedalaman Tapsel itu menumpahkan rasa syukur dan kegembiraannya dengan sukaria.
Reses anggota DPRD Tapsel dari Daerah Pemilihan (Dapil) Tapsel 2 meliputi Kecamatan Arse, Saipar Dolok Hole dan Aek Bilah itu jadi lebih ramai dan meriah. Karena dirangkai warga dengan syukuran atas berfungsi pertama kalinya PLTMH di desa mereka.
PLTMH yang penuh penantian panjang ini dibangun dengan anggaranRp2,5 miliar lebih dari APBD Provinsi Sumatera Utara tahun 2022. Memanfaatkan aliran anak sungai Aek Gambir dan menghasilkan energi listrik 18 sampai 22 Kilo Watt (KW).
Mengalirkan arus listik ke rumah 60 KK ditambah satu masjid, satu balai desa dan satu sekolah yang tersebar di Dusun Lampining, Huta Baru dan Parsanggaran. Panjang bentang jaringannya mencapai 6 kilometer.
Ketua BPD Lobu Tayas Zulhamuddin Pasaribu mengatakan, tersedianya energi listrik di desa mereka yang berada di lekukan perbukitan jajaran Bukit Barisan ini, merupakan suatu ‘kemerdekaan’ dan kesyukuran luar biasa.
“Kami sangat mensyukuri nikmat ini. Terimakasih kepada pak Syahrul Pasaribu dan Rawi Ritonga yang tak kenal lelah memperjuangkan PLTMH ke desa kami,” ujarnya sembari mangulosi dua politisi Golkar itu bersama tokoh masyarakat, adat dan tokoh agama.
Dijelaskannya, sekitar 350 jiwa warga Desa Lobu Tayas yang bermukim di 4 dusun telah terbiasa dalam keterbatasan tanpa listrik. Penerangan malam hari hanya mengandalkan lampu teplok dan senter.
Tahun 2018, di pengajian akbar Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kecamatan Aek Bilah di Dusun Hutabaru Desa Lobu Tayas, Syahrul Pasaribu (Bupati Tapsel saat itu) ada menyerahkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Mini kepada warga.
Meski kapasitas daya listriknya terbatas, bantuan Kementerian ESDM yang diperjuangkan Syahrul itu sudah memenuhi sedikit kebutuhan listrik warga. Karena dapat digunakan untuk penerangan rumah dan khususnya bagi keperluan belajar malam anak-anak.
“Saat itu pak Syahrul menyakinkan kami bahwa beliau akan terus memperjuangkan pembangunan PLTMH di desa ini. Tujuannya agar ketersediaan daya listrik yang digunakan masyarakat jauh lebih memadai” sebutnya.
Dalam perjalanannya, pembangunan PLTMH ini dua kali tertunda dan membuat warga putus asa. Pertama, saat pengusulan ke Kementerian ESDM dan dilakukan survey. Ternyata warga desa itu tidak sampai 80 KK sebagaima syarat minimal yang diwajibkan.
Tetapi Syahrul Pasaribu atau Bupati Tapsel itu sangat gigih dan tak kenal lelah apalagi menyerah. Terus memperjuangkan pembangunan PLTMH di Desa Lobu Tayas dari APBD Sumut tahun 2019. Namun, lagi-lagi terkendala karena Pandemi Covid-19.
Tahun 2021, kembali ada survey, lalu ditemukan titik terang. Akhirnya Dinas ESDM Sumut mengalokasikan anggaran pembangunannya di tahun 2022. Bulan Juni, Syahrul dan Rawi menyampaikan kabar gembira itu kepada warga Desa Lobu Tayas.
“Pembangunan PLTMH dimulai bulan Juli dan saat ini telah rampung. Kami bisa nikmati dan manfaatkan energi listriknya. Kami sangat senang dan mensyukurinya. Tentu kami tidak akan lupa akan jasa perjuangan pak Syahrul dan pak Rawi ini,” tegasnya.
Senada dikatakan Kepala Desa Lobu Tayas, Lady Diana Ritonga. Berurai air mata bahagia, ia berkali-kali bersyukur dan berterimakasih kepada Rawi dan Syahrul. Karena tak kenal lelah memperjuangkan PLTMH di desa terpencil yang dipimpinnya itu.
“Terimakasih atas perjuangan pak Syahrul selama ini, semoga menjadi amal. Demikian pula kepada ito saya Rawi Ritonga, pihak pelaksana lapangan, masyarakat dan semua pihak yang berperan mewujudkan pembangunan PLTMH ini,” katanya.
Sembari menyeka air mata, Kades Lobu Tayas mengajak seluru warganya untuk bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sekaligus berharap dengan keberadaan PLTMH ini warga semakin kompak bersatu, sehingga mampu menjaga dan merawat fasilitas itu ke depan.
Sementara anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Tapsel Rawi Ritonga bercerita tentang sejarah panjang terwujudnya pembangunan PLTMH Lobu Tayas. Semua itu tentu ada makna dan hikmahnya. Utamanya tentang kegigihan, ketulusan, kesabaran dan kekompakan dalam memperjuangkan sesuatu pembangunan.
Terbentur aturan minimal 80 KK dan tertunda akibat Pandemi Covid-19, tak membuat patah semangat memperjuangkan pembangunannya. Bupati saat itu, Syahrul Pasaribu, telah bertekat mewujudkan PLTMH bagi warga Desa Lobu Tayas.
“Mari berterimakasih kepada Bapak Pembangunan kita pak Syahrul Pasaribu. PLTMH ini bukan dari APBD Tapsel tetapi APBD Sumut. Semua ini tidak terlepas dari hubungan baik beliau ke pemerintah atasan,” sebutnya.
Tak lupa juga Rawi mengajak masyarakat Desa Lobu Tayas berterimakasih ke pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Karena telah mengalokasikan pembangunan PLTMH untuk masyarakat desa di kawasan terpencil Tapsel tersebut.
Disampaikannya juga bahwa pada hakikatnya di tahun 2023 ini Tapsel berpeluang untuk mendapat lagi pembangunan PLTMH dari APBD Provsu. Khususnya untuk Dusun Sigiring-giring dan Lobu, Desa Sunge Sigiring-giring, Kecamatan Saipar Dolok Hole.
Diharapkan kepala daerah dan stakeholder lainnya dapat bersinergi memperjuangkan itu, mengawal dan merealisasikannya. Sehingga warga Dusun Sigiring-giring dan Lobu yang juga bagian dari masyarakat Tapsel bisa menikmati listrik seperti, warga lainnya.
“Semoga pimpinan daerah mampu melanjutkan pola pembangunan pak Syahrul Pasaribu selama ini. Membangun sinergitas dan kolaborasi dengan semua pihak,, serta menjalin hubungan baik dengan pemerintah atasan agar Tapsel yang Sehat, Cerdas Dan Sejahtera dapat terwujud,” harap Rawi.
Tokoh masyarakat Sumatera Utara juga mantan Bupati Tapsel Syahrul M. Pasaribu menyebutkan, memenuhi kebutuhan dasar terutama listrik bagi seluruh warga Tapsel secara merata, telah menjadi obsesinya sejak awal diberi amanah memimpin daerah ini.
Sejak sebelum memenangi Pilkada 12 Mei 2010 dan dilantik jadi Bupati Tapsel 12 Agustus 2010, dia dan tim telah keliling Tapsel hingga ke pelosok daerah dan termasuk Lobu Tayas. Sehingga ada pemetaan mendasar baginya untuk mewujudkan pembangunan dan membuka keterisoliran. Sekaligus berupaya memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.
Di awal kepemimpinan di Tapsel, pada tahun 2011, Syahrul langsung memperjuangkan pembangunan pembangkit listrik skala kecil dengan menjumpai Agung Laksono yang ketika itu Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra RI).
Hasilnya, tahun 2013 dibangun tujuh unit PLTMH sekaligus. Lima di Kecamatan Aek Bilah yaitu Aek Urat, Aek Latong, Silakkitang, Sihulambu dan Ramba Padang. Kemudian satu di Tano Ponggol Kecamatan Arse dan satu di Batuhoring Kecamatan Batangtoru.
Memenuhi kebutuhan dasar listrik non PLN atau yanga tak mampu disentuh jaringan PLN, terus dikejarnya. Bahkan harus ‘camping’ di Medan dan Jakarta terpaksa dilakoni mantan anggota DPRD Sumut tiga periode ini. Ia telusuri berbagai program pembangunan yang mungkin bisa direalisasikan di daerah yang dipimpinnya.
Termasuk program pembangunan ketersediaan energi listrik untuk rakyat. Sehingga pembangunannya terealisasi tanpa membenani keuangan daerah. Dengan demikian, APBD Tapsel dapat digunakan untuk membangun infrastruktur lainnya.
“Berkat hubungan baik dengan sahabat di provinsi dan pusat, selama memimpin, kita bisa membangun 20 unit PLTMH maupun PLTS Terpusat di Tapsel. PLTMH Desa Lobu Tayas ini merupakan unit yang ke 21dan apabila ditambah PLTMH di batas Tapsel dan Paluta sekitar Rahuning, menjadi 22 unit,” jelas Syahrul.
Realisasi perjuangan membangun PLTMH Desa Lobu Tayas sempat tertunda sejak 2019. “Alhamdulillah wasyukurillah, hari ini Jum’at 18 November 20122, listrik di Lobu Tayas telah dinikmati rakyat,” ujar Ketua Wantim Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tapsel itu.
Katanya, inilah buah dari kesabaran, kegigihan, keikhlasan dan ketulusan mewujudkan PLTMH itu. Syahrul sangat bersyukur karena desa-desa terpencil di Tapsel yang sulit dialiri melalui PLN sudah terpenuhi kebutuhan dasar listriknya. Ini cita-citanya sejak memimpin Tapsel.
“Dengan dibangunnya PLTMH Lobu Tayas, maka semua masyarakat Kecamatan Aek Bilah yang bermukim di 12 desa telah terpenuhi kebutuhan dasar listriknya. Dengan rincian 9 unit PLTMH untuk 7 desa dinikmati 57,4 persen rakyat Aek Bilah dan lima desa atau 42,6 persen melalui jaringan PLN,” jelasnya.
Kepada masyarakat, Syahrul minta agar tetap jaga kebersamaan dan kekompakan. Jangan mau dipecah belah. Jaga kelestarian hutan, terutama di hulu sungai yang dipakai untuk memutar turbin pembangkit. Agar ketersediaan air sebagai ‘nyawa’ PLTMH terjaga.
Pada kesempatan itu, Syahrul Pasaribu yang juga pendiri dan Ketua Dewan Pakar BKMT Tapsel ini menyampaikan terimakasih kepada para sahabatnya di pemerintahan provinsi maupun pusat. Karena telah menyahuti harapan dan keinginan rakyat Tapsel.
“Terimakasih juga kepada PTPN 3 Batangtoru dan PLN Cabang Padangsidimpuan. Dari informasi yang saya terima, tahun ini jaringan PLN dibangun ke Desa Muaraupu Kecamatan Muara Batangtoru untuk memperkuat PLTS Terpusat sebagaimana saya minta pada tahun 2018 yang lalu,” katanya.
Untuk diketahui, sampai dengan tahun 2020, Syahrul M. Pasaribu dalam kapasitas sebagai Bupati Tapsel telah merealisasikan pembangunan 20 unit pembangkit listrik di daerah terpencil dan terisolir. Terdiri dari 4 PLTS Terpusat dan 16 PLTMH.
Jika diikutkan PLTMH Lobu Tayas menjadi 21 unit. Realisasi pembangunannya bersumber anggaran dari APBD Sumut 6 unit dan dari APBN 15 unit. Aritinya, berkat hubungan baik ke pemerintah atasan, pembangkit listrik mini ini tidak ada yang dibiayai APBD Tapsel. (a05)