Scroll Untuk Membaca

KesehatanSumut

Meningkat 3,20%, Pemkab Toba Gelar Rembuk Stunting

Rembuk Stunting Kabupaten Toba yg yang digelar di Balai Data Kantor Bupati Toba, Rabu (17/7). Waspada/Ramsiana Gultom
Rembuk Stunting Kabupaten Toba yg yang digelar di Balai Data Kantor Bupati Toba, Rabu (17/7). Waspada/Ramsiana Gultom

TOBA (Waspada) : Penderita Stunting pada anak terus meningkat di Kabupaten Toba, berdasarkan data BKKBN, pada tahun 2023 mengalami peningkatan sebesar 3,20% dibandingkan tahun 2022 lalu.

Peningkatan angka Stunting ini tentu berkontribusi terhadap peningkatan angka Stunting nasional, karenanya, Pemkab Toba bersama BKKBN Provinsi Sumatera Utara menggelar rembuk Stunting guna menekan angka pertumbuhan Stunting di tahun 2024 ini.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Meningkat 3,20%, Pemkab Toba Gelar Rembuk Stunting

IKLAN

“Pada tahun 2022 mencapai angka 24,80 % , tahun berikutnya 2023 ada di angka 28.00% ,dengan selisih 3,20%,” ujar Yusrizal Batubara, S.Sos.MM Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi Sumut Sumatera Utara pada kegiatan Rembuk Stunting Kabupaten Toba yg yang digelar di Balai Data Kantor Bupati Toba, Rabu (17/7).

Yusrizal Batubara selaku narasumber memaparkan bahwa Kabupaten Toba adalah salah satu dari 9 kabupaten/kota yang mengalami peningkatan angka prevalensi stunting. Melalui rembuk stunting di Kabupaten Toba ini diharapkan berjalan intervensi serentak pencegahan stunting dengan sasaran bayi (0-59 bulan) dan ibu hamil.

“Intervensi serentak adalah aksi serentak bersama pencegahan stunting melalui pendataan, penimbangan, pengukuran, edukasi dan intervensi bagi seluruh ibu hamil dan Balita secara berkelanjutan,” katanya.

Tujuannya adalah meningkatkan kunjungan dan cakupan sasaran ke Posyandu, mendeteksi dini masalah gizi, memberikan edukasi pencegahan stunting kepada seluruh sasaran, dan melakukan intervensi segera bagi sasaran yang memiliki masalah gizi.

Sekdakab Toba, Augus Sitorus saat membuka Rembuk Penurunan Stunting menyampaikan bahwa semua pihak harus bekerjasama dan berkolaborasi mengoptimalkan percepatan penurunan angka stunting (tengkes) di Kabupaten Toba.

Menurut Augus Sitorus secara nasional angka prevalensi stunting masih tinggi sehingga segala usaha penurunan angka stunting ini harus dimulai secara berjenjang dari desa, kecamatan, kabupaten, provinsi hingga ke pusat.

“Oleh karenanya, seluruh stakeholder diharapkan dapat berkolaborasi untuk melakukan penanganan penurunan angka stunting dimaksud,” kata Augus.

Kadis Pengendalian Penduduk dan KB Kabupaten Toba,dr Juliwan Hutapea melaporkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menyampaikan laporan hasil analisis situasi dan rancangan rencana kegiatan intervensi penurunan stunting di Kabupaten Toba sekaligus mendeklarasikan komitmen pemerintah daerah dan menyepakati rencana kegiatan intervensi penurunan stunting terintegrasi, serta membangun komitmen publik dalam penurunan stunting secara terintegrasi di Kabupaten Toba.

Pada bagian akhir rembuk ini, dilakukan penandatanganan kesepakatan dari seluruh perwakilan peserta yang hadir.

Rembuk yang diinisiasi oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Toba ini, dihadiri unsur mewakili Forkopimda diantaranya Pabung Kodim 0210/TU Mayor Arh.AS Butarbutar, Kapolsek Balige Iptu Slamat Pasaribu, dan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Toba Candrow Manurung. Turut hadir Kadis Kesehatan, dr Freddi S.Sibarani, sejumlah pimpinan perangkat daerah terkait, Camat, dan Kepala Puskesmas se-Kabupaten Toba.(rg)

Update berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran favoritmu akses berita Waspada.id WhatsApp Channel dan Google News Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp dan Google News ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE